Postingan

Menampilkan postingan dengan label caleg

Hot Topic

Memahami Isi Hati Warga Tentang Pilihan Politik Sebelum Pemilu Serentak 2024

Gambar
Para intelektual dan kaum elite politik mungkin sudah punya paradigma dan pemikiran tersendiri tentang pilihan politik masyarakat terutama menjelang sebuah pemilihan umum digelar. Strategi yang akan diambil partai politik untuk menarik simpati calon pemilih sepertinya sudah disiapkan.  Yang menarik dan mungkin akan sangat seru adalah siapa yang akan digadang-gadang sebagai penerus Presiden Jokowi. Sebagaimana difahami jabatan Presiden Joko Widodo akan berakhir pada 2024.  Ada yang kreatif atau hal-hal baru yang akan dilakukan, namun ada juga yang akan melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan pesta demokrasi sebelumnya. Mungkin karena sudah nyaman dengan posisi yang dinikmati saat ini, entah di lembaga eksekutif, parlemen dan jabatan empuk di BUMN.  Yang sering tidak disadari oleh elite partai politik adalah bagaimana mood masyarakat terhadap kondisi terkini yang mereka hadapi sehari-hari. Cara pandang mereka mungkin tidak lagi sama seperti periode sebelumnya. Di antara warga ada j

Caleg Kesatria, siap menang siap kalah dan parpol waras

Gambar
Bung Hatta antre mencoblos pada pemilu 1955 Jika para caleg dan partai politik telah " Siap Menang Siap Kalah ", tolong wujudkan janji anda. Jangan lah berbuat kekerasan, kerususan atau mengamuk setelah penghitngan suara.  Pastikan pula, anda siap lahir bathin bila kalah supaya tidak stress, jangan sampai keluarga anda malu dan repot gara-gara caleg stress masuk kamar RSJ (Rumah Sakit Jiwa ).  Pemilihan umum 2014, yang dimulai dengan pemilihan legislatif pada 9 April, lalu berlanjut pada pilpres 9 Juli 2014, merupkan era penentuan Indonesia menjadi negara demokrasi sejati.  Para caleg yang telah berjuang siang malam, pagi sore dan telah keluar dana besar, entah itu dari tabungan pribadi atau pinjaman (?), atau karena menjual aset dan harta benda lainnya telah dimaksimalkan untuk memenangkan hati rakyat supaya memilih mereka. Begitu pula partai politik telah mengeluarkan dana besar, pikiran dan ide untuk meraih suara besar dari para pemilih yang berhak. Bung Karn

Pilih caleg anti korupsi dan berani memperkuat KPK

Gambar
Pawai Peserta Pemilu jelang kampanye pileg 2014. Image: makassar.tribunnews.com Selama kampanye pemilu legislatif 2014 rakyat Indonesia telah disuguhi tontonan kampanye dengan berbagai jargon, slogan dan janji-janji kampanye oleh para caleg dan calon DPD. Hampir semua caleg menyuarakan janji untuk membangun Indonesia sejahtera, pendidikan gratis, kesehatan gratis dan tidak banyak yang berjanji untuk anti korupsi, apalagi menyatakan dukungan pada KPK.  Rasanya mustahil ciptakan Indonesia kuat, Indonesia jaya, apalagi masyarakat yang sejahtera jika caleg tidak berani berkomitmen untuk mendukung gerakan anti korupsi, dan dengan tegas mendukung KPK supaya bertambah kuat sehingga KPK maksimal bisa mencegah korupsi, bahkan lebih mampu untuk membuat para koruptor jera, tidak lagi cengar-cengir ketika tertangkap dan dijadikan tersangka kasus korupsi.  Save KPK. Dukung KPK. Image: kaskus.co.id Caleg 2014 yang berlaga pada pemilu legislatif lebih banyak yang hanya menampilkan dangdu

Quo Vadis Indonesia?

Gambar
Vicky Prasetyo dan Zaskia Gotik . Image: youtube.com Indonesia adalah negeri yang cantik, kaya dengan seni budaya, penuh dinamika. Begitulah kata-kata halusnya, namun tempe tahu kok mahal, daging sapi selangit harganya. Korupsi kok tiada henti, juga ada anak di bawah umur dengan bebas mengendarai mobil lalu menabrak kendaraan lain yang mengakibatkan kematian banyak orang. Kartel kedelai, kasus daging sapi dan korupsi barangkali bisa membuat Indonesia akan labil ekonomi (meminjam istilah Vicky Prasetyo, maaf ya Mas Vicky).  Belum lagi kita dibikin tertawa pilu dengan kata-kata aneh yang keluar dari seorang pria yang dianggap penipu, dan sebelumnya, Vicky Prasetyo sempat bertunangan dengan penyayi dangdut Zaskia Gotik dengan pesta pertunangan mewah seperti acara reality show di televisi. Kini Vicky telah ditahan karena kasus penipuan. 

Tahun politik menjelang Pemilu 2014

Gambar
Pemilu 2014. Image: solopos.com 2013 dinobatkan sebagai tahun politik Indonesia negara demokrasi baru terbesar nomor 3 Amerika Serikat dan India, terhitung sejak reformasi (?)  tahun 1998 akibat demonstrasi mahasiswa yang menumbangkan rezim orde baru yang selama 32 tahun dipimpin oleh Soeharto. Setelah itu Indonesia mulai berdemokrasi, dan mulailah dibuka kebebasan pers dan berpendapat. Namun kita tahu, dedengkot rezim lama sangat banyak yang duduk sebagai menteri, anggota DPR/MPR, dan tentu saja para birokrat. Berbagai persoalan yang menyangkut hak asasi manusia, hukum dan masalah ekonomi yang merupakan peninggalan orde baru sulit untuk diselesaikan. Bahkan kita mengalami masa korupsi yang lebih dahsyat dan menyebar bagai virus bukan saja di kalangan eksekutif, melainkan pula di kalangan anggota DPR yang terhormat.

Dicari Caleg berkwalitas tinggi pada Pemilu 2014

Gambar
Anggota DPR tidur dan bolos saat sidang. Image: bosscomp.blogspot.com Pemilihan Umum (election day) di Indonesia sudah dipastikan dengan peserta 10 Partai politik. Walaupun ada yang mengatakan jumlahnya sudah sedikit, namun sebenarnya masih banyak. Kenapa tidak 3 atau 5 partai saja. Pertarungan 10 partai kemungkinan besar tidak akan menghasilkan pemenang yang dominan, apalagi melihat perkembangan pelaku politik atau politisi sepanjang 2 atau 3 tahun terakhir ini. Masyarakat mungkin bingung untuk memilih. Rasa percaya sudah berkurang kepada para  politikus. Anggota DPR studi banding atau jalan-jalan ya? Image: mobile.seruu.com Namun, harapan harus digantungkan setinggi langit kepada partai yang akan tampil pada Pemilu 2014. Kita harapkan mereka segera menampilkan calon legislator yang akan akan mengisi kantor di DPR Senayan dan berbagai DPRD di seluruh Indonesia. Mampukah ke 10 partai yang ada sekarang merekrut caleg berkwalitas tinggi?

Indonesia Keren