Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pemilu

Hot Topic

Rekam Jejak Presiden Jokowi Dalam Memperkuat Demokrasi di Indonesia Menjelang Pemilu 2024

Gambar
  Wajah demokrasi di Indonesia berubah drastis pada reformasi 1998. Sistem pemerintahan otoriter Orde Baru di bawah kepemimpinan Suharto berakhir pada Mei 1998. Setelah terjadi transisi pemerintahan dari reszim Suharto ke Habibie dan kemudian Gus Dur serta Megawati Sukarnoputri, Indonesia melakukan pemilihan presiden secara langsung pada 2004 dan berlanjut sampai sekarang.  Apakah sistem demokrasi di Indonesia sudah mapan? Lalu bagaimana upaya serta kebijakan Presiden Joko Widodo dalam membangun sistem demokrasi yang sesuai dengan ideologi Pancasila - yang berpadu dengan sistem demokrasi modern, yaitu pemilihan umum secara langsung? Bahwa untuk menjadi sebuah negara demokrasi yang kuat dan demokratis, para politisi dan warga Indonesia harus melakukan beberapa hal, antara lain: Memperkuat sistem demokrasi: Para politisi harus memperkuat sistem demokrasi di Indonesia dengan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam tata kelola pemerintahan, serta meningkatkan partis

Memahami Isi Hati Warga Tentang Pilihan Politik Sebelum Pemilu Serentak 2024

Gambar
Para intelektual dan kaum elite politik mungkin sudah punya paradigma dan pemikiran tersendiri tentang pilihan politik masyarakat terutama menjelang sebuah pemilihan umum digelar. Strategi yang akan diambil partai politik untuk menarik simpati calon pemilih sepertinya sudah disiapkan.  Yang menarik dan mungkin akan sangat seru adalah siapa yang akan digadang-gadang sebagai penerus Presiden Jokowi. Sebagaimana difahami jabatan Presiden Joko Widodo akan berakhir pada 2024.  Ada yang kreatif atau hal-hal baru yang akan dilakukan, namun ada juga yang akan melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan pesta demokrasi sebelumnya. Mungkin karena sudah nyaman dengan posisi yang dinikmati saat ini, entah di lembaga eksekutif, parlemen dan jabatan empuk di BUMN.  Yang sering tidak disadari oleh elite partai politik adalah bagaimana mood masyarakat terhadap kondisi terkini yang mereka hadapi sehari-hari. Cara pandang mereka mungkin tidak lagi sama seperti periode sebelumnya. Di antara warga ada j

Joko Wi Effect pada ekonomi dan emosi partai pesaing

Gambar
Joko Wi Effect? (image dari BBM).  Omong-omong, apakah anda sudah menerima foto di sebelah ini dari teman-teman BBM (Black Berry Messenger) anda di group atau secara personal? Inilah salah satu Joko Wi Effect. Kita bisa menafsirkan banyak hal dari foto olah digital ini, dan menarik untuk dijadikan bahan analisa politik dan psikologi sosial, dan tentu saja selingan atau humor di tengah kemacetan jalan. Anda pasti sudah tahu melejitnya IHSG dan menguatnya Rupiah ketika Ketua Umum PDI Perjuangan mengumumkan pencalonan Joko Wi sebagai capres 2014. Ternyata pengumuman itu telah menjadi Joko Wi Effect, dan bisa anda baca pula bagaimana efeknya pada sebuah artikel di Kompas hari ini, Senin 17 Maret 2014. Media juga memberikan ulasan tentang efek pencalonan Joko Wi ini dari berbagai sudut, termasuk komentar para pengamat dan tokoh politik maupun para pemimpin partai politik. Imbas pencapresan Joko Wi pada pemilu 2014 ini bergema riuh pada kampanye hari pertama. ARB yang aslinya punya n

Kenapa BJ Habibie tidak kenal Raja Dangdut Rhoma Irama

Gambar
BJ Habibie di acara Mata Najwa . Image: youtube.com Barangkali ada di antara anda yang melewatkan acara talk show Mata Najwa , episode 5 Februari 2014. Najwa menampilkan Presiden RI ke 3, BJ Habibie, dan pasti banyak penonton terkejut ketika menonton acara Metro TV ini.  Ketika itu, dalam episode " Habibie Spesial ", Najwa memperlihatkan foto-foto calon presiden seperti ARB, Prabowo Subianto, Wiranto, dan tentu saja yang digadang-gadang jutaan orang, Joko Wi . Habibie m engenal dengan baik nama-nama mereka dan Habibie memberikan kriteria, capres 2014 sebaiknya berusia di antara 40 - 60 tahun. Namun, BJ Habibie, mengatakan tak mengenali calon presiden dan penyanyi dangdut, Profesor Rhoma Irama. Kenapa ya? Ketika Najwa menunjukkan foto Rhoma Irama kepada Habibie . Image: kaskus.co.id Padahal sebagian elemen PKB telah mencalonkan sang Raja Dangdut Rhoma Irama sebagai Capres, meskipun ada Jusuf Kalla yang berpengalaman sebagai wakil presiden dan pernah kalah ketika

Kriteria Calon Presiden 2014

Gambar
Bhineka Tunggal Ika. Image: bin.go.id Perbincangan tentang calon presiden menjelang Pemilu memang selalu menarik, namun kalau di Indonesia ada sedikit perbedaan, perbincangan tentang calon presiden sudah heboh dua tahun, bahkan tiga tahun sebelumnya. Rupanya banyak pihak yang tidak sabar, mungkin tidak puas terhadap presiden yang sekarang. Terlepas dari itu semua, mungkin ada baiknya kita membicarakan tentang kriteria calon Presiden 2014. Kuncinya adalah, bagaimana caranya supaya negara kita supaya dipimpin oleh presiden yang benar-benar cinta kepada tanah air kita ini, yang nasionalis dan bisa mengayomi masyarakat Indonesia yang sangat majemuk ini, supaya kita bisa hidup dalam suasana "Bhineka Tunggal Ika" sebagaimana dicanangkan para pendiri bangsa kita. 

Antara Jablay Underground dan Golput

Gambar
Harus diakui, walau banyak pihak atau pengamat belum puas dengan demokrasi di Indonesia , ternyata kebebasan berserikat atau berorganisasi lumayan nyaman di negeri kita. Buktinya partai begitu banyak, 44 partai nimbrung mengadu nasib di Pemilu 2009. Siapa yang menang, kita lihat saja nanti. Berbagai komunitas juga bermunculan, mungkin bermula dari arisan atau akibat rajin nongkrong di café-café dan tempat dugem lainnya. Ada komunitas penggemar makan-makan enak alias wisata kuliner, bike to work , club sepeda motor yang pernah heboh karena tanpa dosa melakukan inisiasi prekrutan yang kejam, dan komunitas seperti club fotografi, futsal, dan sebagainya, bahkan ada gerakan jablay underground (lihat foto). Kira-kira club Jablay ini anggotanya siapa saja ya? Sedih buanget deh kalau ada sekelompok orang yang jablay. Apakah bila mereka bertemu mereka akan saling membelai? He he he

Indonesia Keren