Postingan

Menampilkan postingan dengan label Nurul Arifin

Hot Topic

Wiranto ungkap pemecatan dan kasus HAM Prabowo

Gambar
Wiranto memberikan klarifikasi kepada pers . Image: kaskus.co.id Setalah lama dinantikan,  Mantan Panglima ABRI (Pangab) Jenderal TNI Purnawiran Wiranto akhirnya berbicara kepada pers tentang surat rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang berisi rekomendasi pemberhentian capres Prabowo Subianto dari Panglima Kostrad tahun 1998.  Wiranto menegaskan bahwa peredaran surat pemberhentian Prabowo Subianto yang ketika itu menjabat Panglima Kostrad, bukan rahasia karena kasus penculikan aktivis pada 1998 bukan hanya menyangkut TNI, tetapi juga menyangkut masyarakat sipil. Wiranto menegaskan, bahwa penculikan aktivis pada 1998 oleh Komando Pasukan Khusus, yang melibatkan Prabowo Subianto, bukan perintah atasn, melainkan inisiatifnya sendiri. Penculikan dilakukan mulai Desember 1997 sampai Februari 1998.  Menurut Wiranto keberadaan surat DKP itu di masyarakat saat ini bukanlah pembocoran rahasia TNI.  Surat itu, katanya, disimpan di markas besar ABRI. Sebagai panglima ABRI k

Pengamat meminta Ical alias ARB evaluasi pencalonnya sebagai Capres 2014

Gambar
Ketika Joko Wi blusukan dengan  PM Belanda Mark Rutte. Image:   spdi.eu Jika kita menengok ke belakang, sebelum Aburizal Bakrie alias Ical atau ARB "dicalonkan" oleh Partai Golkar sebagai Capres 2014, tokoh penting dan mantan Ketua Golkar Akbar Tanjung sudah mengingatkan tentang pencalonan ARB sebagai capres Golkar supaya ditinjau, begitu pula Jusuf Kalla alias JK, dan tidak sedikit kalangan internal di Golkar juga ragu dengan pencapresan ARB atau julukan aslinya Ical. Kini gara-gara video Maladewa , keraguan itu kembali muncul.  ARB bersama istrinya dan kader Golkar. Image: politik.news.viva.co.id Aburizal Bakrie atau Ical mendapat kritik diminta melakukan instrospeksi diri. Karena kalau dipaksakan hal itu bakal semakin menurunkan elektabilitas Partai Golkar menjelang Pemilu Legislatif pada 9 April 2014. Pada akhir acara diskusi penelitian Di antara  Persepsi Publik dan Persepsi Elit : Jokowi Effect vs Zalianty Effect, seorang pengamat politik, Emrus mengatakan

Indonesia Keren