Antara Jablay Underground dan Golput
Harus diakui, walau banyak pihak atau pengamat belum puas dengan demokrasi di Indonesia, ternyata kebebasan berserikat atau berorganisasi lumayan nyaman di negeri kita. Buktinya partai begitu banyak, 44 partai nimbrung mengadu nasib di Pemilu 2009. Siapa yang menang, kita lihat saja nanti.
Berbagai komunitas juga bermunculan, mungkin bermula dari arisan atau akibat rajin nongkrong di café-café dan tempat dugem lainnya. Ada komunitas penggemar makan-makan enak alias wisata kuliner, bike to work, club sepeda motor yang pernah heboh karena tanpa dosa melakukan inisiasi prekrutan yang kejam, dan komunitas seperti club fotografi, futsal, dan sebagainya, bahkan ada gerakan jablay underground (lihat foto). Kira-kira club Jablay ini anggotanya siapa saja ya? Sedih buanget deh kalau ada sekelompok orang yang jablay. Apakah bila mereka bertemu mereka akan saling membelai? He he he
Nah, yang menjadi musuh peserta pemilu adalah club “GolPut” alias Golongan Putih. Ini merupakan kelompok yang ikutan Pemilu dan Pilkada. Menurut survey dan sebagaimana diungkapkan para pengamat di media cetak dan elektronik (he he he), jumlah komunitas Golput ini kian bertambah, bahkan di beberapa Pilkada konon pemenangnya adalah club Golput ini. Apakah mereka berbahaya dan merupakan bahaya laten? ( he he he lagi).
Megawati, ketua umum PDIP menyatakan Golput sebagai tidak nasionalis, namun ada juga yang mendukung mereka, bahwa Golput sah-sah saja di alam democrazy eh demokrasi. Memilih atau tidak kan suatu pilihan juga. Di beberapa Negara seperti Australia, Golput juga tidak disukai, maka ada aturan, bila ada warganya yang tidak mencoblos ketika Pemilu nasional atau di Negara bagian, maka mereka didenda sekian dollar. Ya, maklum jumlah penduduk Australia kan sedikit dibandingkan luas wilayahnya.
Image: nomor2.blogspot.com |
Ada juga yang mengatakan diantara para Golputwan dan Golputwati ini ada kelompok massa mengambang (terapung? He he he he ). Nah, mereka berpotensi untuk didekati (PDKT) supaya mau ikut berpartisipasi di Pilkada yang lagi semarak dan di Pemilu 2009nanti. Karena itulah kampanye di televise dan media cetak semakin ramai.
Apakah group di Jablay Underground juga ada yang Golput? Jika ya, mungkin jumlahnya cukup significant ( he he he ). Yang jelas, bila partisipasi warga rendah pada saat Pilkada dan Pemilu, rasanya kurang sedap ya, artinya peserta Pemilu dan Pilkada yang terpilih kurang legitimasinya. Apa benar begitu ya? Ada pendapat?
Komentar