Mobil Nasional ESEMKA: Dari Gagasan hingga Kegagalan & Jokowi Digugat
Mobil Nasional ESEMKA: Dari Gagasan hingga Kegagalan
Pada tahun 2012, Joko Widodo (Jokowi), saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, menggagas ide mobil nasional ESEMKA untuk diproduksi secara massal. Gagasan ini kemudian terus berkembang hingga Jokowi menjadi Presiden Indonesia. Namun, ternyata mobil ESEMKA gagal menjadi mobil nasional. Berikut kronologi dan alasan di balik kegagalan tersebut.
*Awal Mula Gagasan Mobil Nasional ESEMKA*
Pada tahun 2006, Jokowi, yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, mulai memikirkan tentang pentingnya memiliki mobil nasional yang dapat membantu meningkatkan perekonomian Indonesia. Ia kemudian bertemu dengan beberapa pengusaha lokal yang memiliki minat untuk memproduksi mobil nasional. Dari sinilah gagasan mobil ESEMKA mulai berkembang ¹.
*Perkembangan Mobil ESEMKA*
Pada tahun 2012, Jokowi secara terbuka menyatakan komitmennya untuk mendukung ESEMKA sebagai mobil nasional. Mobil tersebut juga dinilai memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan merek lain, yakni berkisar antara Rp150 juta hingga Rp170 juta. Namun, realisasi produksi massal mobil tersebut dianggap gagal dan tak sesuai janji.
*Gugatan Wanprestasi*
Pada tahun 2025, seorang warga Solo, Aufaa Luqmana Re A, 19, menggugat Jokowi dan mantan Wapres Ma’ruf Amin, serta PT Solo Manufaktur Kreasi selaku produsen mobil ESEMKA, terkait mandeknya produksi mobil ESEMKA. Gugatan tersebut dilayangkan ke Pengadilan Negeri (PN) Solo.
*Alasan Kegagalan*
Menurut kuasa hukum Jokowi, YB Irpan, kegagalan mobil ESEMKA menjadi mobil nasional disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Selain itu, Irpan juga menyatakan bahwa menjadi kewajiban penggugat untuk membuktikan apa yang didalilkan atau dituduhkan.
Dalam wawancara dengan wartawan, Irpan juga menyatakan bahwa tidak ada perjanjian antara Jokowi dengan penggugat program mobil ESEMKA sebagai mobil nasional. Ia juga menambahkan bahwa Jokowi telah memberikan kuasa untuk mewakili dan memediasi dalam sidang perdana pada 24 April 2025.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegagalan mobil ESEMKA menjadi mobil nasional disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat, serta kurangnya komitmen dari produsen mobil ESEMKA.
Komentar