Banjir dan Politik
Banjir di Jakarta yang terjadi di Januari 2013 memberi banyak hikmah:
1. Joko Wi mendapat warisan masalah dari para pendahulunya, namun Joko Wi yang baru menjabat 3 bulan mendapat kritik dari lawan politik.
2. Banyak partai politik membangun posko bantuan banjir dengan berbagai spanduk dan bendera partai.
3. Masyarakat juga berperan penting sebagai penyebab banjir, misalnya rajin buang sampah sembarangan di saluran air, got, sungai, kali dan di mana saja. Kita sering melihat kawanan sepeda motor dengan santai membuang tas kresek hitam yang ternyata berisi sampah rumah tangga itu di dekat perumahan atau membuangnya ke kali terdekat yang mereka lihat. Ritual ini dilakukan setiap pagi.
4. Sisi positif dari banjir di Jakarta dan sekitarnya, banyak anggota BlackBerry Messenger yang sibuk menyebar informasi tentang bencana di sekitarnya. Banyak bantuan mengalir dari kalangan masyarakat, perorangan dan pihak swasta.
5. Bersyukur Presiden SBY, meskipun beda partai dengan Joko Wi, telah memerintahkan pemerintah pusat, TNI dan Polri supaya membantu Joko Wi menanggulangi masalah banjir.
6. Seharusnya tidak boleh saling menyalahkan pada masa banjir seperti ini. Sudah waktunya memberikan sumbangan nyata dan pemikiran (bukan kritik melulu, kasi solusi dong). Jakarta kan milik semua warga, bahkan milik seluruh rakyat Indonesia.
7. Sarana transportasi umum seharusnya diperbanyak, dan syukurlah Joko Wi sudah mulai menambah armada Trans Jakarta dan membolehkan Kopaja yang memenuhi syarat dibolehkan melewati jalur Bus Way.
8. Anggota DPR seharusnya belajar untuk legowo untuk mendukung program yang pro rakyat, meskipun usulan datang dari lawan politik, khususnya anggota DPRD DKI tidak boleh lagi hanya memikirkan kepentingan partai masing-masing.
9. Sudah saatnya pemerintah pusat siap untuk bekerja sama dengan Pemda DKI untuk membangun sarana penanggulangan banjir, bukan menunda-nunda seperti jaman sebelum banjir ini.
10. Masyarakat DKi juga seharusnya bertindak lebih cerdas dan bijaksana, tolong jangan buang sampah sembarangan lagi. Malu dong.
Image: jawaban.com |
1. Joko Wi mendapat warisan masalah dari para pendahulunya, namun Joko Wi yang baru menjabat 3 bulan mendapat kritik dari lawan politik.
2. Banyak partai politik membangun posko bantuan banjir dengan berbagai spanduk dan bendera partai.
3. Masyarakat juga berperan penting sebagai penyebab banjir, misalnya rajin buang sampah sembarangan di saluran air, got, sungai, kali dan di mana saja. Kita sering melihat kawanan sepeda motor dengan santai membuang tas kresek hitam yang ternyata berisi sampah rumah tangga itu di dekat perumahan atau membuangnya ke kali terdekat yang mereka lihat. Ritual ini dilakukan setiap pagi.
4. Sisi positif dari banjir di Jakarta dan sekitarnya, banyak anggota BlackBerry Messenger yang sibuk menyebar informasi tentang bencana di sekitarnya. Banyak bantuan mengalir dari kalangan masyarakat, perorangan dan pihak swasta.
Bunderan HI nan merana. Image: merdeka.com |
5. Bersyukur Presiden SBY, meskipun beda partai dengan Joko Wi, telah memerintahkan pemerintah pusat, TNI dan Polri supaya membantu Joko Wi menanggulangi masalah banjir.
6. Seharusnya tidak boleh saling menyalahkan pada masa banjir seperti ini. Sudah waktunya memberikan sumbangan nyata dan pemikiran (bukan kritik melulu, kasi solusi dong). Jakarta kan milik semua warga, bahkan milik seluruh rakyat Indonesia.
7. Sarana transportasi umum seharusnya diperbanyak, dan syukurlah Joko Wi sudah mulai menambah armada Trans Jakarta dan membolehkan Kopaja yang memenuhi syarat dibolehkan melewati jalur Bus Way.
8. Anggota DPR seharusnya belajar untuk legowo untuk mendukung program yang pro rakyat, meskipun usulan datang dari lawan politik, khususnya anggota DPRD DKI tidak boleh lagi hanya memikirkan kepentingan partai masing-masing.
9. Sudah saatnya pemerintah pusat siap untuk bekerja sama dengan Pemda DKI untuk membangun sarana penanggulangan banjir, bukan menunda-nunda seperti jaman sebelum banjir ini.
10. Masyarakat DKi juga seharusnya bertindak lebih cerdas dan bijaksana, tolong jangan buang sampah sembarangan lagi. Malu dong.
Komentar