Siapa Tokoh Militer Yang Bakal Masuk Bursa Pilpres 2024?
Belakangan ini sudah banyak bermuculan pasangan Calon Presiden yang digadang-gadang akan berlaga di Pemilu Serentak 2024. Ada pasangan Prabowo - Puan, Ganjar - Sandi, Ganjar - Ahok, Puan - Anies, juga Ganjar - Erick. Semua punya potensi sebagai kandidat untuk meneruskan legacy Presiden Jokowi, meskipun sudah ada relawan yang ingin menampilkan Jokowi - Prabowo atau Jokpro 2024.
Sebagaimana diketahui ada pula gerakan Jokowi 3 Periode atau Jokowi 3 Kali. Yang menarik adalah gerakan baru yang muncul dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Komunitas yang sudah meluas di NTT ini dikenal sebagai Komite Penyelenggara Referendum Konstitusi NTT. Mereka berniat mengusulkan referendum tentang masa jabatan Presiden.
Setelah reformasi 1998 yang ditandai dengan lengsernya Presiden Suharto, belum pernah ada presiden atau wakil presiden dari kalangan militer. Jenderal Wiranto pernah menjadi Cawapres pada Pilpres 2009 berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai Capres, dan kalah dengan suara 12,41 persen.
Pemilu saat itu dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY yang berpasangan dengan Boediono. Saat itu Megawati berpasangan dengan Prabowo Subianto. Jadi pada Pilpres 2009 ada dua tokoh militer yang ikut kompetisi, Wiranto dan Prabowo. Kehadiran tokoh dari militer terjadi lagi pada Pilpres 2014 dan 2019 dimana Prabowo sebagai Capres, namun Prabowo belum beruntung untuk menjadi RI 1.
Bagaimana dengan Pilpres 2024?
Kalau Prabowo kembali masuk bursa Pilpres, apakah Ketua Umum Partai Gerindra yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era kedua pemerintahan Presiden Jokowi ini akan menjadi satu-satunya kandidat yang punya latar belakang militer?
ka heboh KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, nama Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko sempat disebut-sebut sebagai tokoh yang akan menjadi Capres 2024, bahkan disebut sebagai kuda hitam.
Bagaimana dengan putera SBY, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY?
AHY belum lama ini sempat safari politik ke Jawa Barat dan bertemu dengan Ridwan Kamil yang juga santer disebut-sebut sebagai Capres selain Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Erick Thohir, juga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, juga Sandiaga Uno.
Situs berita tagar.id (14/10/2020) pernah mewartakan bahwa Jenderal TNI Andika Perkasa, yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) memiliki kans untuk maju pada pemilihan presiden 2024. Hal itu disebutkan oleh Ferdinand Hutahaean, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI).
Jenderal Andika Perkasa yang juga mulai disebut-sebut pantas untuk menjadi Panglima TNI ini memiliki latar belakang menarik selain prestasinya di bidang militer. Dia adalah menantu A.M Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Jendral Andika Perkasa merupakan tokoh militer yang memiliki karier gemilang di era digital ini, sehingga punya peluang yang sama dengan tokoh sipil lainnya untuk berlaga di Pilpres 2024.
Ketika tampil sebagai pembicara di kanal YouTube Tagar TV (14/10/2020) Ferdinand Hutahaean, politisi yang sangat vokal ini mengatakan bahwa, "Menurut saya, Mas Andika Perkasa akan menjadi kuda hitam juga di Pilpres 2024, karena beliau ini hampir pasti akan menjadi Panglima TNI tahun depan,"
Ferdinand juga sependapat bahwa AHY ada peluang, namun tidak sekuat peluang Prabowo Subianto. Menurut Ferdinand yang pernah aktif di Partai Demokrat ini lalu menegaskan bahwa, "Mas AHY saya pikir tentu punya punya peluang, meskipun peluangnya tidak seterbuka elit-elit politik lain seperti Prabowo, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil ya. Tentu mereka-mereka akan menjadi top di kancah pertempuran 2024,"
Pemilu Serentak 2024 memang masih belum di depan mata. Perbincangan tentang siapa yang dianggap paling pas sebagai kandidat RI 1 atau RI 2 tetap sah dan menarik untuk dianalisis secara ilmu politik maupun menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Partai politik dan para elite yang menjadi pengurus Parpol pasti akan terus memantau setiap tokoh yang dianggap paling tepat untuk dideklarasikan sebagai Capres dan Cawapres menjelang Pemilu 2024 mendatang.
Komentar