Uztad Taufik Damas: Doa dan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang selalu dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, apapun suku, ras dan latar belakang budaya serta asal negaranya. Pada bulan yang penuh berkah dan ampunan ini umat Islam memaksimalkan ibadah untuk mencapai kesempurnaan dalam hidup.
Bulan puasa saat ini sangat berbeda dengan kondisi serta situasinya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sekalipun ada suatu masalah dalam kehidupan umat manusia, baik lokal maupun global, belum pernah ada peristiwa seperti tahun ini, yaitu adanya serbuan COVID-19 atau virus Corona.
K.H. Taufik Damas yang juga aktif menyampaikan renungan di media sosial seperti Twitter atau WA Group (kumparan.com) |
Karena itu Taufik Damas, Uztad muda lulusan Mesir ini mempunyai sebuah renungan menarik untuk disimak di saat yang memperihatinkan ini. Ibadah di masa sulit ini bukan saja membuat hal berbeda untuk kaum Muslim, melainkan juga umat lainnya baik di Indonesia maupun di negara-negara lain.
Namun, setiap doa yang dipanjatkan di tengah situasi berbahaya ini pasti punya makna sebagaimana direnungkan oleh Uztad Taufik Damas, yang intelek dan juga humoris ini. Mari kita simak tulisan singkat Uztad masa depan ini.
Doa dan Ramadhan
Oleh: Uztad Taufik Damas
Allah berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).
Abu Musa al-Asy’ari menceritakan, “Ketika kami bersama Rasulullah dalam suatu peperangan, kami mendaki bukit dan menuruni lembah sambil selalu mengumandangkan takbir. Beliau lantas mendekati kami dan bersabda, ‘Wahai sekalian manusia, sayangilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Zat yang tuli dan jauh. Kalian berdoa kepada Rabb yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Setiap doa pasti dikabulkan karena Allah sangat dekat dengan hamba-Nya. Lebih-lebih di bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat dan ampunan. Kedekatan Allah dengan hamba bisa dianalogikan dengan pesawat radio dan stasiun pemancarnya.
Pesawat radio yang dekat dengan pemancarnya tidak secara otomatis dapat menerima siaran yang yang dipancarkan oleh stasiun tersebut. Harus ada kesatuan gelombang (frekwensi) antara radio dan stasiunnya. Jika gelombang tidak sama, maka radio tidak akan dapat menerima siaran yang dipancarkan oleh stasiun.
Begitulah hubungan manusia dengan Allah. Allah itu dekat, tapi manusia harus berusaha menyatukan gelombang spiritual dengan Allah. Cara menyatukan gelombang dengan Allah adalah dengan selalu menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Jika gelombang spiritual telah menyatu dengan Allah, maka kedekatan terjadi: doapun selalu dikabulkan.
Rasulullah Saw. bersabda, “Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu dikabulkan. Bermohonlah kepada Allah dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan puasa dan membaca kitab-Nya.” (HR. Ibnu Huzaimah)
Wallahu a'lam...
Artikel lain:
Komentar