Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Menurun Drastis. Penyebab dan Dampaknya Pada Ekonomi
Jumlah pemudik pada Idul Fitri atau Lebaran 2025 menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menurut Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik Lebaran 2025 mencapai 146,48 juta orang, turun 24% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 193,6 juta orang ¹.
Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- *Melemahnya daya beli masyarakat*: Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri pada Januari 2025 hanya sebesar Rp 2,58 triliun, jauh menurun dari Rp 35,6 triliun pada Januari 2024. Hal ini mencerminkan penurunan konsumsi masyarakat, yang berdampak pada keputusan untuk tidak mudik karena keterbatasan keuangan ¹.
- *Kesenjangan ekonomi antara kota dan desa*: Banyak warga desa merantau ke kota akibat keterbatasan peluang ekonomi di daerah asal. Fenomena ini diperkuat dengan meningkatnya jumlah pemudik setiap tahun, mencerminkan ketimpangan ekonomi yang mendorong urbanisasi ¹.
- *Kenaikan biaya mudik*: Peningkatan harga BBM dan tarif transportasi memperberat beban masyarakat. Diperkirakan, biaya mudik meningkat 20-30% dibandingkan tahun sebelumnya ¹.
- *Peningkatan kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)*: Peningkatan kasus PHK menambah tekanan ekonomi bagi banyak keluarga, menjadikan Lebaran 2025 sebagai periode yang penuh tantangan finansial ¹.
Penurunan jumlah pemudik ini berdampak pada ekonomi Indonesia, terutama pada sektor-sektor seperti:
- *Pariwisata*: Penurunan jumlah pemudik berdampak pada penurunan pendapatan sektor pariwisata ¹.
- *UMKM*: Penurunan jumlah pemudik berdampak pada penurunan pendapatan UMKM yang biasanya mendapatkan manfaat dari arus mudik ¹.
- *Ekonomi regional*: Penurunan jumlah pemudik berdampak pada penurunan perputaran uang di daerah, yang biasanya meningkat selama musim mudik ¹.
Diperlukan kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ini dan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Kabinet Prabowo Gibran harus membuat kebijakan yang cermat agar Indonesia terhindar dari krisis ekonomi.
Komentar