Rekam Jejak Paus Franciscus: Asal Usul, Pendidikan, dan
Perjalanan Menjadi Paus
Setelah tertunda karena Covid-19, Akhirnya Paus Franciscus, pemimpin umat agama Katolik, dan sekaligus kepala negara Vatikan, akhirnya datang mengunjungi Indonesia dalam kapasitasnya sebagai kepala negara maupun sebagai pemimpin Katolik di dunia. Kunjungan ini menjadi istimewa karena tidak semua negara yang memiliki mayoritas agama Katolik dikunjungi.
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim menjadi negara yang dipilih untuk kunjungan kenegaraan ini mengingat semangat toleransi yang tinggi di dunia. Salah satu pengikat persatuan Indonesia adalah karena ideologi Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang merupakan karya agung para pendiri bangsa.
Meskipun mengalami banyak dinamika dan gangguan yang ingin merusak persatuan dan keberagaman di Indonesia, namun masyarakat Indonesia tetap ingat bahwa keberagaman itu adalah keindahan yang merupakan keniscayaan, bukan untuk dipertentangkan.
Kunjungan Paus Franciscus atau Fransiskus bukan hanya disambut dengan suka cita oleh umat Katolik Indonesia, melainkan juga oleh komunitas lintas agama yang ada di Indonesia, termasuk Muhammadiyah, NU dan lainnya.
Paus Franciscus, nama lahir Jorge Mario Bergoglio, lahir
pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Ia adalah Paus ke-266 dalam
sejarah Gereja Katolik Roma dan merupakan Paus pertama yang berasal dari
Amerika Latin, serta Paus pertama dari ordo Jesuit. Sebelum diangkat sebagai
Paus, ia telah melalui perjalanan panjang yang penuh dedikasi dalam pelayanan
agama dan sosial.
Asal Usul dan Kehidupan Awal
Jorge Mario Bergoglio lahir dari keluarga imigran Italia.
Ayahnya, Mario José Bergoglio, adalah seorang pekerja kereta api, sementara
ibunya, Regina MarÃa SÃvori, adalah seorang ibu rumah tangga. Ia adalah anak
sulung dari lima bersaudara. Keluarganya dikenal sebagai keluarga Katolik yang
taat, yang sangat memengaruhi kehidupan dan keyakinannya sejak dini. Bergoglio
tumbuh di lingkungan yang sederhana dan penuh disiplin, nilai-nilai yang kelak
memengaruhi gaya kepemimpinannya.
Pendidikan dan Awal Karir
Bergoglio menempuh pendidikan dasar dan menengah di Buenos
Aires. Setelah lulus dari sekolah menengah teknik sebagai teknisi kimia, ia
sempat bekerja di laboratorium makanan. Namun, pada usia 21 tahun, Bergoglio
memutuskan untuk bergabung dengan ordo Serikat Yesus (Jesuit). Ia memulai
novisiat di Villa Devoto pada tahun 1958 dan menjalani pendidikan lebih lanjut
dalam filsafat di Colegio Máximo de San José di San Miguel.
Pada tahun 1969, Bergoglio ditahbiskan sebagai imam. Ia
melanjutkan studinya di bidang teologi dan akhirnya memperoleh gelar dalam
teologi dari Colegio San José. Selain itu, ia juga menjalani pelatihan tambahan
di Jerman, yang memperluas wawasannya dalam berbagai bidang termasuk filsafat,
teologi, dan kepemimpinan.
Karir di Gereja
Setelah ditahbiskan, Bergoglio berperan aktif dalam berbagai
tugas pastoral dan akademik. Ia pernah menjadi profesor teologi, pemimpin
Jesuit di Argentina, dan rektor seminari. Pada tahun 1992, Bergoglio diangkat
sebagai Uskup Auksilier Buenos Aires, dan pada tahun 1998 ia menjadi Uskup
Agung Buenos Aires. Pada tahun 2001, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya
menjadi Kardinal.
Sebagai Uskup Agung dan kemudian Kardinal, Bergoglio dikenal
karena kesederhanaannya, perhatian terhadap kaum miskin, dan komitmennya untuk
memperjuangkan keadilan sosial. Ia sering kali terlihat bepergian dengan
transportasi umum, memasak makanannya sendiri, dan tinggal di apartemen
sederhana, jauh dari kemewahan yang sering diasosiasikan dengan posisi tinggi
dalam Gereja Katolik.
Menjadi Paus
Pada tanggal 13 Maret 2013, setelah pengunduran diri Paus
Benediktus XVI, Jorge Mario Bergoglio terpilih sebagai Paus dalam konklaf. Ia
memilih nama "Franciscus" sebagai penghormatan kepada Santo
Fransiskus dari Assisi, yang dikenal karena dedikasinya kepada kaum miskin dan
perdamaian. Pilihan nama ini mencerminkan arah dan fokus kepemimpinan Paus
Franciscus yang penuh dengan semangat reformasi, kerendahan hati, dan perhatian
terhadap isu-isu kemanusiaan.
Sebagai Paus, Franciscus telah menekankan pentingnya dialog
antaragama, perlindungan lingkungan, pembaruan Gereja, dan perhatian terhadap
mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat. Ia telah berkeliling dunia untuk
menyampaikan pesan perdamaian dan rekonsiliasi, serta mengambil sikap tegas
dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, imigrasi, dan keadilan sosial.
Rekam jejak Paus Franciscus adalah kisah inspiratif tentang
dedikasi, pelayanan, dan kepemimpinan yang sederhana namun kuat. Dengan latar
belakang yang unik dan pendekatan yang berbeda, ia terus berupaya membawa
Gereja Katolik ke arah yang lebih inklusif dan relevan dengan tantangan zaman
modern.
Komentar