Vietnam Kurangi Jumlah Kementerian Demi Efisiensi Anggaran Negara. Apa Akibatnya?
Ada banyak cara untuk melakukan efisiensi yang bisa dilakukan oleh perusahaan yang sedang mengalami kinerja buruk atau karena dibebani hutang besar. Begitu pula pemerintah sebagaimana dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto, yang juga melakukan pemangkasan anggaran yang sangat besar terhadap Kementerian dan Lembaga negara lainnya. Yang tidak terkena pemangkasan adalah Kementerian Pertahanan, Polri dan Bagan Gizi Nasional.
Sementara
itu salah satu negara ASEAN, yaitu Pemerintah Vietnam telah memangkas
kementerian dan lembaga pemerintah dari 30 menjadi 22, atau akan memangkas satu
dari lima pekerjaan sektor publik. Kebijakan ini dianggap sebagai revolusi untuk
melakukan efisiensi di tengah buruknya situasi ekonomi dunia.
Kebijakan
pemerintah Vietnam ini terinspirasi dari Keputusan Donald Trump, Presiden AS
yang baru dilantik langsung melakukan gebrakan efisiensi, termasuk keluar dari
keanggotaan WHO.
Keputusan
dari pemerintah Vietnam yang dianggap revolusioner tersebut yang mengurangi
jumlah Kementerian dari 30 menjadi 22 nantinya Vietnam dapat memangkas miliaran
dollar AS atau triliunan rupiah dari anggaran pemerintah.
Menurut
laporan kompas.com pada 11 Februari 2025, bahwa rencana itu
akan diajukan ke parlemen Vietnam beberapa hari mendatang. Meski demikian, hal
ini menciptakan keresahan bagi para pekerjanya. Pemimpin tertinggi Vietnam, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis, To
Lam menegaskan bahwa lembaga negara tidak boleh menjadi tempat berlindung yang
aman bagi pejabat yang lemah.
Lebih lanjut
To Lam menambahkan bahwa, "Jika kita ingin memiliki tubuh yang sehat,
terkadang kita harus minum obat pahit dan menahan rasa sakit untuk mengangkat
tumor,"
Menurut
pemerintah Vietnam, akibat pemangkasan anggaran tersebut hampir dua juta orang
bekerja di sektor publik pada 2022, dan satu dari lima pekerjaan ini akan
hilang dalam lima tahun ke depan.
Vietnam yang menjadi pusat manufaktur global dan sangat bergantung pada ekspor, menargetkan pertumbuhan delapan persen tahun ini. Presiden Prabowo juga menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar depalan persen, yang sudah disinggung pada kampanye Pilpres 2024 lalu.
Meskipun ada
optimisme dari Langkah revolusioner Pemerintah Vietnam, ternyata ada kecemasan
yang meningkat atas potensi kerentanan negara itu terhadap tarif di bawah
pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Bahwa
Pemerintah Vietnam menargetkan untuk menjadi negara berpendapatan menengah pada
2030 dan melompat ke jajaran negara berpendapatan tinggi pada 2045. Ini mirip
dengan target Pemerintah Indonesia yang didengungkan Presiden Joko Widodo,
yaitu Indonesia Emas pada 2045, sehingga sejajar dengan negara-negara maju
lainnya. Ironisnya, banyak negara maju yang sedang mengalami gangguan ekonomi,
termasuk Amerika Serikat.
Komentar