Membedah Kinerja Ahok & Anies Baswedan Dalam Membangun Jakarta
Setiap gubernur atau kepala daerah memiliki gaya dan kebijakan masing-masing dalam membuat kebijakan dan mengeksekusinya, sehingga pada akhirnya warga akan melihat hasilnya dalam jangka pendek maupun kedepannya. Begitu pula dalam menilai kinerja Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama.
Bahwa kinerja Ahok dan Anies Baswedan dalam hal pembangunan di Jakarta dapat dibahas sebagai berikut:
Pembangunan infrastruktur
Ahok dikenal sebagai gubernur DKI Jakarta yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk mengatasi kemacetan di ibu kota. Beberapa proyek besar yang dilaksanakan di bawah kepemimpinannya antara lain penyelesaian proyek MRT Jakarta yang dirintis Jokowi, dan LRT Jakarta, pembangunan flyover dan underpass, serta normalisasi sungai dan waduk. Ahok juga dinilai mengejutkan ketika membangun Simpang Susun Semanggi, yang tidak menggunakan dana dari APBD.
Sedangkan, Anies Baswedan menekankan pada program peningkatan kualitas transportasi publik, seperti perbaikan sistem Transjakarta dan pengoperasian kereta api ringan (KRL) Jakarta-Bekasi.
Peningkatan kualitas hidup
Anies Baswedan fokus pada program peningkatan kualitas hidup warga Jakarta, seperti peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan, revitalisasi kampung-kampung kumuh, dan penanganan banjir. Sementara itu, Ahok juga memperhatikan peningkatan kualitas hidup warga Jakarta melalui program-program seperti peningkatan kualitas air bersih dan lingkungan hidup. Pada jaman Ahok, para marbot mesjid mendapat hadiah dari Ahok untuk ibadah umroh ke tanah suci.
Penataan kota
Ahok dikenal sebagai gubernur yang giat dalam penataan kota dan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Jakarta. Beberapa proyek yang dilaksanakan antara lain pembangunan Pasar Senen, penataan kawasan Sudirman-Thamrin, serta revitalisasi kawasan Kota Tua. Untuk menanggulangi banjir dan tata lingkungan, Anies melanjutkan program normalisasi sungai Ciliwung.
Sementara itu, Anies Baswedan menekankan pada program penataan lingkungan hidup yang lebih hijau, seperti program penanaman 1 (satu) juta pohon, pembangunan taman dan trotoar, serta program peningkatan kualitas udara. Terkait penataan Kali Ciliwung, Anies tidak mau melanjutkan program normalisasi sungai atau Kali Ciliwung. Anies lebih senang melakukan naturalisasi sungai.
Bahwa Ahok dan Anies Baswedan memiliki prioritas dan program yang berbeda dalam membangun Jakarta. Ahok lebih fokus pada pembangunan infrastruktur dan penataan kota, sedangkan Anies Baswedan lebih menekankan pada peningkatan kualitas hidup dan penataan lingkungan hidup yang lebih hijau.
Terlepas dari respon masyarakat Jakarta, bahwa Ahok maupun Anies Baswedan tentu memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam melaksanakan program-program tersebut dan dapat dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan kebutuhan warga Jakarta.
Setelah Ahok dan Anies tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Jakarta, warga Jakarta tentu bisa lebih jernih dalam menilai kinerja mereka masing-masing, siapa yang dinilai lebih baik kinerjanya dan manfaatnya untuk warga Jakarta dalam jangka panjang.
Simak pula artikel-artikel menarik lainnya:
Komentar