Terungkap Kebijakan Malaysia Terkait Vaksin Covid-19 Asal China
Sebagaimana diketahui rencana Presiden Joko Widodo untuk menyelenggarakan vaksin gotong royong (berbayar) ditentang oleh DPR. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan bahwa Presiden Jokowi telah membatalkan vaksin berbayar atau vaksin gotong-royong yang semula akan disalurkan melalui Kimia Farma.
Namun hal berbeda terjadi di Malaysia dimana pemerintah di negeri tetangga itu akan mengijinkan penjualan vaksin secara komersial, yaitu merek Sinopharm dan Sinovac yang diproduksi oleh China.
Menurut laporan situs CNBCIndonesia.com (16/7/2021) konfirmasi tentang diijinkannya komersialisasi vaksin made in China itu dinyatakan oleh Khairy Jamaluddin, Menteri Sains Malaysia, "Vaksin Sinopharm yang disetujui penggunaannya hari ini untuk penggunaan darurat, juga akan segera dibuka untuk pembelian pribadi,"
Sedangkan vaksin Sinovac akan tersedia secara komersial mulai 1 Agustus, setelah menyelesaikan pengiriman sekitar 15 juta dosis yang disediakan pemerintah.
Sebelumnya Pemerintah Malaysia dikabarkan akan memberhentikan pemberian vaksin Sinovac setelah persediaannya habis. Untuk mempercepat program vaksinasi nasional, sebagai pengganti Sinovac Malaysia akan memperbesar porsi pembelian vaksin dari Moderna dan Pfizer - BioNTech.
Dengan diijinkannya komersialisasi vaksin asal negeri Tiongkok, Menteri Kharisy mengklarifikasi bahwa kelebihan pasokan Sinovac akan tetap digunakan, bagi mereka yang alergi terhadap vaksin lain.
Lebih lanjut Menteri Khairy Jamaluddin menegaskan bahwa, "Tidak ada masalah dengan tingkat kemanjuran Sinovac,"
Dilaporkan bahwa Malaysia merupakan negara dengan jumlah infeksi corona per kapita yang tinggi, tetapi juga tingkat vaksinasi tercepat di kawasan Asia Tenggara. Sekitar 39% dari populasi orang dewasa telah menerima satu dosis vaksin Covid-19.
Sementara itu kasus corona Baru di Malaysia pada hari Jumat dilaporkan 12.541 kasus, sehingga total infeksi menjadi 893.323 dan 6.728 kematian.
Malaysia juga akan mempertimbangkan untuk membeli lebih banyak dosis Sinovac jika terjadi kekurangan vaksin AstraZeneca dari negara tetangga.
Sedangkan Thailand saat ini sedang mempertimbangkan membatasi ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal untuk memerangi krisis di negaranya. Hal ini berpotensi mengganggu pasokan ke negara pembeli vaksin ini. Namun, Khairy menjamin bahwa tidak ada gangguan pasokan dari Thailand.
Cara pandang para elite politik di negara terhadap hal yang sama memang tidak selalu sama, begitu pula dalam hal vaksin berbayar.
Komentar