Ujung-ujungya Duit. Mungkin Ini Asal Usulnya
Ketika seseorang berurusan dan kecewa karena diminta menyerahkan sejumlah uang supaya urusan lancar, biasanya orang tersebut akan bilang, “UUD” atau Ujung-ujungnya Duit. Memang menyebalkan kalau harus membayar pungli alias pembayaran tidak resmi. Apakah pungli bisa dikatakan sebagai sogokan atau suap?
Lalu, kenapa dan bagaimana ya, kok ada istilah abadi yang
bernama “Ujung-ujungnya Duit?”
Ternyata hidup ini memang benar akan berujung pada duit,
apapun alasan, penyebab dan akibatnya. Seorang perempuan yang terpesona dengan
ketampanan seorang pria, atau cowok tersebut telah membuatnya jatuh cinta.
Biasanya aka nada rayuan, entah itu tulus atau rayuan gombal.
Seindah apapun sebuah rayuan dan janji manis seorang pria
terhadap kekasihnya, ujung-ujungnya adalah duit. Ketika menikah, maka dibutuhkan
uang untuk upacara pernikahan dan pesta perkawinan. Untuk menjalani sebuah
pernikahan, duit pasti memegang peranan sangat penting, bukan hanya cinta kasih
dan pengertian.
Jangan pernah terjebak dengan ungkapan bahwa uang itu tidak
penting. Bahkan ada yang tega mengatakan uang bukanlah segalanya. Buntut dari
hidup tanpa uang sangat mungkin menyebabkan penderitaan sementara, bahkan dalam
waktu yang sangat lama.
Akibatnya bisa saja macam-macam masalah. Tanpa uang, rasa
percaya dirilah yang tergerus untuk pertama kalinya selain kehilangan kekuatan
daya beli atau istilah kerennya adalah purchasing of powernya melemah, bahkan lenyap.
Pengangguran yang lama menyebabkan frustrasi karena tidak pernah
ada uang cukup setelah pesangon menipis dari rekening bank. Mudah marah dan
minimal perasaan semakin galau dan hati semakin sensitif walaupun hanya
mendengar sebuah lelucon dari teman.
Yang lebih parah adalah ketika ada musibah seperti sakit,
apalagi di tengah global pandemic gara-gara si virus Corona yang semakin
mengkhawatirkan karena semakin sering bermutasi. Apalagi banyak orang yang
bandel yang lengah seperti tidak mau memakai masker. Bahkan ada yang anti
vaksin Covid-19.
Orang yang tanpa uang, apalagi tanpa polis asuransi, lalu terkena musibah sakit keras atau meninggal dunia, maka akan menyebabkan timbulnya beban berat yang lama untuk keluarga yang ditinggalkan.
Jadi, kalau ada yang masih percaya mitos bahwa uang itu
tidak penting, apalagi menyebut bahwa uang bukan segalanya, maka harus berfikir
kembali secara cermat dan cerdas. Jika benar uang bukan segalanya, maka
segalanya menjadi masalah kalau benar-benar tanpa ada uang.
Benarkah money is not everything?
Kata Cak Lontong: Mikiiir ….
Komentar