Hot Topic

Mengungkap dengan cermat, kenapa orang gagal faham?

 Sering kita mendengar istilah gagal faham. Sudah sejak lama banyak orang mengalami hal ini, bahkan di kalangan para tokoh dan orang terkenal. Meskipun pada akhirnya akan memahami apa yang telah dilihat, dibaca, disaksikan atau ditonton, namun sayangnya ketika sudah mengerti, masalah telah terjadi. Hubungan antara orang satu dengan lainnya sudah kadung buruk. 

Tidak bisa selalu menyalahkan teknologi informasi seperti aplikasi media sosial sebagai penyebab dari timbulnya gagal faham. Semua bermula dari pikiran yang terlalu cepat mengambil kesimpulan. Mungkin juga karena mulut yang begitu cepat kelepasan ngomong. Yang lebih mengerikan adalah ketika tangan atau menggunakan tangan pihak lain untuk bertindak, yang biasanya merusak bahkan menimbulkan korban sia-sia. 

Sebagaimana manusia yang memiliki kelemahan - karena manusia memang tidak sempurna. Namun, ada kekuatan yang dimiliki manusia, yaitu kemampuannya untuk mencegah terjadinya gagal faham terhadap sesuatu. 

Kenapa kok bisa gagal faham (freepik.com)

Gagal faham sering terjadi karena beberapa faktor sederhana seperti:

1. Hanya membaca judulnya dan sedikit membaca isinya. Kemudian langsung mengambil kesimpulan atau menghakimi. 

2. Langsung ingin menjawab tanpa mau mendengarkan penjelasan lengkap dari pihak lain yang sedang berbicara kepadanya atau ketika menonton sebuah berita di televisi atau tayangan sebuah video.

3. Sebelum mendengar, membaca atau menyaksikan sebuah video atau berita di televisi ternyata orang sering sudah punya pemahaman menurut versinya sendiri tanpa melakukan cek dan ricek. 

Gagal faham mungkin tidak masalah di kalangan atau komunitas kecil yang biasanya segera melupakan apa yang telah diucapkan dan tindakan yang dilakukan seseorang yang sedang gagal faham tersebut. Masalah besar akan terjadi kalau "gagal faham" tersebut disebarkan melalui media sosial. 

Yang sangat disayangkan adalah si penerima informasi yang belum dipastikan kebenarannya itu dengan sigap memaksimalkan tombol di gadget seperti smartphone atau laptopnya untuk memforward pesan tersebut. 

Adalah sangat berbahaya jika pesan yang bisa dalam berbagai format digital itu. Entah itu pesan singkat, tulisan panjang, video, gambar, video atau berita yang sudah diedit ulang sedemikian rupa, sehingga kehilangan makna aslinya. 

Akibat dari pemikiran, perkataan atau perbuatan yang memanfaatkan kelemahan banyak orang yang begitu mudah gagal faham atau salah paham, maka kerugian sosial dan ekonomi, juga secara politik dan moral sering terjadi di tengah masyarakat. 

Yang membuat bingung akal sehat adalah karena di dunia digital yang seharusnya sudah banyak orang yang melek dan mampu memaksimalkan panca indera kita dengan bijak, ternyata sangat mudah untuk ikut gagal faham.

Kalau benar peradadam dunia saat ini memang sudah maju, sudah seharusnya manusia di dunia sebagai individu, anggota masyarakat, group media sosial, komunitas, elite politik, tokoh masyarakat, pemuka agama dan profesi lainnya, baik informal maupun lainnya, maka hati nurani dan ajaran budi pekerti serta agama pasti mampu untuk mengendalikan pikiran, perkataan dan perbuatan sebagaimana telah diajarkan oleh para leluhur beserta peninggalan mereka berupa kearifan lokal. 

Mungkin perlu dicari jawabannya, apa perbedaan salah faham dan gagal faham. Yang mana yang paling berbahaya?


Komentar

Topik Hangat

Sejarah dan Makna Puasa Ramadhan: Menyucikan & dan Meningkatkan Spiritualitas Umat Islam di Seluruh Dunia

HM Darmizal: Umroh Milenial Diluncurkan ICMI Travel | Kejutan Baru Di Era Digital

Muncul nama Ridwan Kamil & Ahmad Sahroni sebagai Cagub pada Pilkada Jakarta 2024. Bagaimana dengan Kaesang?

Shin Tae Yong Dari Panggung Kecil Wujudkan Impian Penggila Sepak Bola Indonesia

Pilkada DKI Jakarta 2024 Bakal Seru. PDI Perjuangan Calonkan Siapa?

Rekam Jejak Anies Baswedan: Analisis Sebelum Pemilihan Presiden 2024

Makan Siang & Susu Gratis: Antara Pro Kontra & Dampaknya Pada Masyarakat & Negara

Gibran, Mahfud MD & Cak Imin: Mampukah Merayu Calon Pemilih Pada Debat Cawapres?

Indonesia Keren