Siti Fadila Supari VS. WHO: Flu Burung VS COVID-19. Ada apa?
Siti Fadila Supari:
Drama Flu Burung Dan Teori Konspirasi
Pandemi
Oleh:
Rudi S Kamri
Saya baru saja dikirim teman video wawancara YouTuber
Deddy Corbuzier dengan mantan Menteri Kesehatan tahun 2004-2009 Siti Fadila
Supari. Wawancara dilakukan di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, saat Siti Fadila mendapat
perawatan medis sejak 20 Mei 2020. Isinya wawancara secara obyektif cukup
menarik. Dia lepas bercerita tentang pengalaman sewaktu melawan World Health
Organization (WHO) tahun 2006 saat merebak virus flu burung, pandemi Covid-19
dan lain-lain.
Detik-detik Deddy Corbuzier sebelum menangis saat mendengarkan penjelasan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadila Supari di RS Gatot Subroto. (sukabumiupdate.com) |
Sejarah memang mencatat perjuangan Siti Fadila sukses
menaklukkan dominasi WHO terhadap negara berkembang termasuk Indonesia. Singkat
kata kegigihan Siti Fadila mampu menghentikan niat WHO untuk memberlakukan
status pandemi virus flu burung. Siti Fadila juga mengungkapkan wabah flu
burung di Indonesia saat itu bisa dihentikan dengan tanpa vaksin. Sebagai
seorang yang berprofesi sebagai dokter senior narasi yang dibangun Siti Fadila
cukup memiliki pijakan ilmiah.
Namun karena perjuangan mengalahkan WHO itulah, menurut
Siti Fadila yang menyebabkan dia diperkarakan sebagai seorang koruptor yang
menerima uang dari mitra kerja Kementerian Kesehatan sebesar Rp 1,9 milyar.
Kemudian dia diseret Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus
korupsi pengadaan alat kesehatan pada tahun 2005 yang disangka merugikan negara
sekitar Rp 6 milyar. Setelah menjalani pemeriksaan dan sidang pengadilan yang
berlarut-larut pada tahun Juni 2017, majelis hakim pengadilan Tipikor Jakarta
memvonis Siti Fadila Supari hukuman empat tahun penjara dan denda Rp 550 juta.
Proses Peninjauan Kembali juga sudah ditempuh tapi Mahkamah Agung tetap
menguatkan hukuman dari pengadilan Tipikor Jakarta.
Di berbagai kesempatan termasuk kepada Deddy Corbuzier,
Siti Fadila mengaku tidak menerima uang korupsi sepeserpun. Tapi saya melihat
ada kejanggalan, karena menurut KPK, Siti Fadila telah mengembalikan uang ke
kas negara sebesar Rp 1,35 milyar. Kalau tidak merasa bersalah, mengapa mau
mengembalikan uang? Hanya Tuhan dan Siti Fadila yang tahu.
Ketika Siti Fadila Supari berani bersikap terhadap hegemoni World Health Organization atau WHO (hops.id) |
Siti Fadila berulang kali mengatakan, dia dipenjara
karena sikap kerasnya kepada WHO terkait virus flu burung. Dia katakan tidak
bersalah tapi sekedar dikalahkan oleh suatu kelompok kekuatan yang dirugikan
akibat sikap kerasnya. Namun dia tidak menyebutnya siapa kelompok kekuatan yang
dimaksud. Yang jelas permasalahan hukum Siti Fadila tidak ada kaitannya dengan
Pemerintahan Presiden Jokowi. Itu poin penting yang harus diketahui publik.
Terkait pandemi Covid-19, Siti Fadila mengatakan kepada
Deddy Corbuzier tentang teori konspirasi global. Meskipun tidak menuduh secara
langsung, namun Siti Fadila mengkaitkan keberadaan virus corona ini dengan
sosok Bill Gates. Tapi seperti diakui oleh Siti Fadila hal ini hanya dugaan.
Jadi bisa salah bisa juga benar. Dia juga mengungkapkan bisa jadi China dan
Amerika Serikat juga korban dari kelompok konspirasi ini. Tetapi sekali lagi
Siti Fadila mengatakan bahwa hanya sekedar dugaan tanpa dasar argumen dan
dukungan data yang sahih.
Di bagian lain, Siti Fadila juga menyatakan keheranannya
mengapa meskipun sisa hukumannya hanya tinggal empat bulan dan termasuk
golongan usia rentan, tapi dia tidak mendapatkan asimilasi atau percepatan
pembebasan terkait dengan pandemi Covid-19. Ini yang harus diluruskan, bahwa
memang narapidana kasus korupsi, narkoba dan teroris tidak termasuk dalam
program asimilasi atau pembebasan bersyarat terkait Covid-19.
Apapun argumen Siti Fadila, secara hukum suka tidak suka
dia masuk dalam kategori napi koruptor, jadi otomatis dia tidak mendapatkan hak
pembebasan yang dipercepat. Apabila Siti Fadila dibebaskan saat ini, sudah
pasti Presiden Jokowi akan menjadi bulan-bulanan serangan masyarakat dan pegiat
anti korupsi. Jadi saya berharap pemahaman ini tidak diputarbalikan untuk
menyerang Presiden Jokowi.
Demikian sekelumit kisah tentang sosok Siti Fadila
Supari. Dan saya juga telah mendapat kabar, Siti Fadila sudah dikembalikan ke
rutan Pondok Bambu Jakarta Timur. Apakah hal terkait dengan wawancaranya dengan
Deddy Corbuzier? Saya tidak tahu. Secara formal dokter di RSPAD Gatot Subroto
menyatakan bahwa kesehatan Siti Fadila dianggap cukup sehat untuk kembali ke
Rutan Pondok Bambu sampai Oktober 2020 nanti.
So, kesimpulannya masalah hukum yang menimpa Siti Fadila
Supari tidak ada kaitan apapun dengan Presiden Jokowi. Lalu mengapa Siti Fadila
yang akan berumur 71 tahun pada 6 November 2020 nanti tidak dibebaskan terkait
asimilasi Covid-19, penjelasan saya sudah lengkap di atas.
Mengapa artikel ini saya tulis? Hanya sekedar memberikan
fakta obyektif tentang Siti Fadila Supari, agar tidak digoreng sampai kering
oleh kelompok yang suka memutarbalikkan fakta dan gemar memproduksi narasi
hoax. Dan ujungnya dijadikan amunisi untuk menyerang Jokowi. Paham kan sayang?
Salam SATU Indonesia
23052020
Rudi S. Kamri, pemerhati politik dan sosial,
Chairman RdS Institute di Jakarta (dok.Istimewa)
Komentar