Anies Sandi resmi sebagai Gubernur terpilih, Ahok Djarot tetap fokus bekerja untuk Jakarta
Anies Sandi resmi sebagai gubernur terpilih. Ahok Djarot tetap bekerja sampai tuntas dengan legacy dan kinerja yang akan terus dikenang oleh warga Jakarta dan pengagum mereka di luar daerah dan luar negeri.
Pilkada Jakarta telah dimenangkan oleh pasangan Anies Sandi untuk masa jabatan 2017 - 2022. Mereka telah ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih oleh KPUD Jakarta pada Jumat, 5 Mei 2017. Sementara itu, Ahok Djarot yang akan meninggalkan Balai Kota pada Oktober 2017 tetap bekerja penuh pada hari penetapan tersebut. Ahok Djarot sudah berketapan hati untuk melayani warga Jakarta sampai masa tugas mereka berakhir.
Warga Jakarta akan melihat bagaimana kinerja pasangan gubernur baru, sejak Anies Sandi dilantik. Sepertinya 100 hari pertama mereka tidak akan terlalu menikmati masa bulan madu sebagai pejabat baru. Anies Sandi sudah berjanji akan melakukan rekonsiliasi setelah kemenangan mereka. Ada banyak pekerjaan yang harus mereka laksanakan, bukan saja harus menepati janji kampanye, melainkan juga harus menyelesaikan beberapa karya Ahok Djarot yang belum bisa diselesaikan seperti fasilitas Asian Games, normalisasi kali Ciliwung dan sebagainya.
Anies Sandi berjanji akan melakukan gaya merangkul dan dialog untuk menyelesaikan berbagai masalah pelik di Jakarta seperti pemukiman liar di bantaran kali, dan penghuni liar di kolong jembatan layang, bahkan akan melakukan moratorium penggusuran. Mungkinkah selama 5 tahun masa jabatan Anies Sandi tanpa penggusuran padahal ada banyak warga yang menempati tanah milik negara atau milik perusahaan negara dan BUMD? Atau membiarkan warga tetap menjadi langganan banjir dengan ancaman berbagai macam penyakit terutama warga yang tinggal di bantaran sungai?
Gaya setiap pejabat publik memang tidak sama dalam melakukan tugas dan kewenangan mereka. Waktu akan menguji Anies Sandi apakah mereka bisa membuat Jakarta tetap tertib seperti saat ini, misalnya pelayanan cepat di kelurahan, kecamatan dan kantor suku dinas dan melayani warga tanpa pungutan liar. Ada beberapa tempat parkir yang mungkin akan diincar oleh para preman.
Ada yang menjadi catatan penting pada 5 Mei 2017 ini ketika Ahok menerima keluhan warga di Balai Kota seperti yang telah menjadi tradisi rutin sejak era Ahok sebagai gubernur. Ternyata Ahok menemukan modus penipuan untuk bisa memiliki unit rumah susun. Ahok sangat marah jika rumah susun dimiliki oleh orang yang tidak berhak. Ini juga akan menjadi PR tambahan untuk Anies Sandi.
Tantangan lainnya untuk gubernur baru adalah program OK OCE. Salah satu program itu adalah fasilitas kepemilikan rumah dengan DP 0 Rupiah (sebelumnya disebut 0%). Janji kampanye ini pasti akan ditagih oleh warga Jakarta selain janji-janji lainnya.
Apapun gaya kepemimpinan Anies Sandi selama 5 tahun, mereka harus bisa lebih baik daripada Ahok Djarot, minimal bisa memiliki kinerja yang mirip dimana Jakarta lebih tertib. Birokrasi juga dijalankan dengan transparan tanpa pungutan liar. Anies Sandi juga harus bisa memastikan tidak kongkalikong dengan para preman, pengusaha dan para oknum wakil rakyat di DPRD, sehingga uang rakyat tidak dikorupsi atau dijadikan bancakan pihak-pihak tertentu.
Menjadi pertanyaan pula, apakah Anies Sandi juga akan melanjutkan tradisi Ahok untuk mengamankan APBD Jakarta dengan password dengan tembusan ke KPK dan BPK? Jika Ahok Djarot akan dikenang sebagai pelayan warga Jakarta, Anies Sandi pun harus bisa menganggap warga Jakarta adalah Boss.
Artikel lain:
Status baru Ahok di Rutan Cipinang bagaimana?
Pilkada Jakarta telah dimenangkan oleh pasangan Anies Sandi untuk masa jabatan 2017 - 2022. Mereka telah ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih oleh KPUD Jakarta pada Jumat, 5 Mei 2017. Sementara itu, Ahok Djarot yang akan meninggalkan Balai Kota pada Oktober 2017 tetap bekerja penuh pada hari penetapan tersebut. Ahok Djarot sudah berketapan hati untuk melayani warga Jakarta sampai masa tugas mereka berakhir.
Warga Jakarta akan melihat bagaimana kinerja pasangan gubernur baru, sejak Anies Sandi dilantik. Sepertinya 100 hari pertama mereka tidak akan terlalu menikmati masa bulan madu sebagai pejabat baru. Anies Sandi sudah berjanji akan melakukan rekonsiliasi setelah kemenangan mereka. Ada banyak pekerjaan yang harus mereka laksanakan, bukan saja harus menepati janji kampanye, melainkan juga harus menyelesaikan beberapa karya Ahok Djarot yang belum bisa diselesaikan seperti fasilitas Asian Games, normalisasi kali Ciliwung dan sebagainya.
Ahok Djarot pamit pada Oktober 2017. Image: globalindonesianvoices.com |
Anies Sandi berjanji akan melakukan gaya merangkul dan dialog untuk menyelesaikan berbagai masalah pelik di Jakarta seperti pemukiman liar di bantaran kali, dan penghuni liar di kolong jembatan layang, bahkan akan melakukan moratorium penggusuran. Mungkinkah selama 5 tahun masa jabatan Anies Sandi tanpa penggusuran padahal ada banyak warga yang menempati tanah milik negara atau milik perusahaan negara dan BUMD? Atau membiarkan warga tetap menjadi langganan banjir dengan ancaman berbagai macam penyakit terutama warga yang tinggal di bantaran sungai?
Gaya setiap pejabat publik memang tidak sama dalam melakukan tugas dan kewenangan mereka. Waktu akan menguji Anies Sandi apakah mereka bisa membuat Jakarta tetap tertib seperti saat ini, misalnya pelayanan cepat di kelurahan, kecamatan dan kantor suku dinas dan melayani warga tanpa pungutan liar. Ada beberapa tempat parkir yang mungkin akan diincar oleh para preman.
Anies Sandi dan Ketua KPUD. Image: wartakota.tribunnews.com |
Tantangan lainnya untuk gubernur baru adalah program OK OCE. Salah satu program itu adalah fasilitas kepemilikan rumah dengan DP 0 Rupiah (sebelumnya disebut 0%). Janji kampanye ini pasti akan ditagih oleh warga Jakarta selain janji-janji lainnya.
Apapun gaya kepemimpinan Anies Sandi selama 5 tahun, mereka harus bisa lebih baik daripada Ahok Djarot, minimal bisa memiliki kinerja yang mirip dimana Jakarta lebih tertib. Birokrasi juga dijalankan dengan transparan tanpa pungutan liar. Anies Sandi juga harus bisa memastikan tidak kongkalikong dengan para preman, pengusaha dan para oknum wakil rakyat di DPRD, sehingga uang rakyat tidak dikorupsi atau dijadikan bancakan pihak-pihak tertentu.
Menjadi pertanyaan pula, apakah Anies Sandi juga akan melanjutkan tradisi Ahok untuk mengamankan APBD Jakarta dengan password dengan tembusan ke KPK dan BPK? Jika Ahok Djarot akan dikenang sebagai pelayan warga Jakarta, Anies Sandi pun harus bisa menganggap warga Jakarta adalah Boss.
Artikel lain:
Status baru Ahok di Rutan Cipinang bagaimana?
Komentar