Ahok sang Ikan Nemo dan legacy monumental bersama Djarot untuk Jakarta
Ahok sebenarnya sudah beberapa kali menyebut tentang cuplikan film Finding Nemo, namun baru terasa geregetnya pada saat menyampaikan pledoi pada sidang 25 April 2017 lalu. Ahok menjelaskan, ia ingin menunjukkan pesan moral kepada anak-anak mengenai cuplikan adegan Nemo yang masuk ke dalam jaring nelayan untuk menyelamatkan ikan lainnya. Pada adegan itu, Nemo ingin mengajak ikan-ikan lain untuk berenang ke bawah agar jaring tidak terangkat (m.tempo.co).
Selanjutnya Ahok mengatakan kepada Hakim, bahwa dirinya tetap melayani warga meskipun telah difitnah. Ahok mengibaratkan dirinya sebagai ikan kecil Nemo yang berenang di Jakarta. Seperti pesan moral dalam film terkenal itu, Nemo menyelematkan ikan-ikan lain agar berenang ke arah yang lebih aman, sehingga tidak tertangkap jaring.
Masuk akal jika Basuki Tjahaja Purnama alias mengibaratkan dirinya sebagai ikan Nemo. Ahok adalah gubernur Jakarta yang berasal dari Bangka Belitung, keturunan Tionghoa, dan Kristen; dengan kata lain Ahok adalah hanya minoritas di negeri ini.
Namun, Ahok mencoba bertahan melalui berbagai rintangan seperti fitnah dan caci maki. Sudah seringkali Ahok diganggu dalam pemerintahannya bersama Djarot, misalnya dikaitkan dengan reklamasi, RS Sumber Waras, sampai akhirnya pidatonya di Pulau Seribu diedit, dan ditambahi caption, yang memicu terjadinya kehebohan. Ahok pun didemo dan dijadikan terdakwa.
Sebagai ikan Nemo, Ahok tetap melayani warga dan bekerja demi Jakarta meskipun harus bolak balik hadir ke sidang pengadilan yang mendakwanya sebagai Penista Agama atau menodai agama. Jaksa kesulitan untuk membuat rumusan dakwaan.
Ahok adalah manusia biasa, namun dia melakukan banyak hal yang luar biasa, bahkan bisa dikatakan monumental seperti mengubah sarang prostitusi Kalijodo yang tergolong sebagai tempat maksiat menjadi sebuah taman tematik dengan fasilitas berstandar internasional.
Tempat maksiat bernama Kalijodo ini tidak pernah didemo oleh para "polisi moral", meskipun Kalijodo adalah lokalisasi pelacuran dan beredar minuman keras bernilai ratusan juta setiap harinya. Tentu ini merupakan ladang bisnis yang sangat menggiurkan, belum lagi narkoba yang beredar di sana. Dengan berbagai hambatan, Ahok berhasil mengubah Kalijodo menjadi taman ramah untuk segala usia.
Warga masih rindu Ahok? Yuk saksikan video di bawah ini:
Ahok juga sukses membangun Simpang Susun Semanggi di Jembatan Semanggi yang dibangun Bung Karno, dimana jembatan ini adalah maha karya Presiden RI ke 1, proklamator Kemerdekaan Indonesia. Karena untuk mengurai kemacetan Ahok berhasil membangun Simpang Susun Semanggi dengan dana yang diperoleh dari pengusaha yang sering disebut sebagai proyek CSR, bukan dengan APBD DKI. Ini menunjukkan integritas Ahok untuk membangun sebuah fasilitas umum dengan transparan.
Selain itu, Ahok dengan dukungan Djarot, sang wakil, ada banyak taman untuk warga yang berhasil dibangun dan akan dimaksimalkan di sisa masa jabatannya mereka sampai Oktober 2017. Ahok juga banyak membangun masjid, beberapa Masjid Raya seperti Masjid Raya Daan Mogot, bahkan cagar budaya Mbah Priok, yang bertahun-tahun menjadi sengketa dengan PELINDO, namun dengan elegan bisa menyelesaikannya. Kini keturunan Mbah Priok bisa tenang untuk menerima para peziarah tanpa khawatir akan digusur atau diambil alih oleh PELINDO.
Warga DKI juga menikmati pelayanan yang lebih baik di kantor lurah, suku dinas atau kecamatan. Pasukan Orange dan pasukan lainnya merupakan karya monumental Ahok, yang tidak akan pernah dilupakan oleh warga yang bijaksana. Ada banyak proyek lain yang tidak akan saksikan Ahok dan Djarot dalam masa jabatannya yang berakhir pada Oktober 2017, mamun warga Jakarta yang tahu terimakasih pasti akan mengenangnya.
Selanjutnya Ahok mengatakan kepada Hakim, bahwa dirinya tetap melayani warga meskipun telah difitnah. Ahok mengibaratkan dirinya sebagai ikan kecil Nemo yang berenang di Jakarta. Seperti pesan moral dalam film terkenal itu, Nemo menyelematkan ikan-ikan lain agar berenang ke arah yang lebih aman, sehingga tidak tertangkap jaring.
Ahok di Cagar Alam Mbah Priok. Image: lipuran1.com |
Ahok, sang Ikan Nemo Kecil. Image: katadata.co.id |
Namun, Ahok mencoba bertahan melalui berbagai rintangan seperti fitnah dan caci maki. Sudah seringkali Ahok diganggu dalam pemerintahannya bersama Djarot, misalnya dikaitkan dengan reklamasi, RS Sumber Waras, sampai akhirnya pidatonya di Pulau Seribu diedit, dan ditambahi caption, yang memicu terjadinya kehebohan. Ahok pun didemo dan dijadikan terdakwa.
Sebagai ikan Nemo, Ahok tetap melayani warga dan bekerja demi Jakarta meskipun harus bolak balik hadir ke sidang pengadilan yang mendakwanya sebagai Penista Agama atau menodai agama. Jaksa kesulitan untuk membuat rumusan dakwaan.
Simpang Susun Semanggi. Image: megapolitan.harianterbit.com |
Ahok adalah manusia biasa, namun dia melakukan banyak hal yang luar biasa, bahkan bisa dikatakan monumental seperti mengubah sarang prostitusi Kalijodo yang tergolong sebagai tempat maksiat menjadi sebuah taman tematik dengan fasilitas berstandar internasional.
Tempat maksiat bernama Kalijodo ini tidak pernah didemo oleh para "polisi moral", meskipun Kalijodo adalah lokalisasi pelacuran dan beredar minuman keras bernilai ratusan juta setiap harinya. Tentu ini merupakan ladang bisnis yang sangat menggiurkan, belum lagi narkoba yang beredar di sana. Dengan berbagai hambatan, Ahok berhasil mengubah Kalijodo menjadi taman ramah untuk segala usia.
Warga masih rindu Ahok? Yuk saksikan video di bawah ini:
Ahok juga sukses membangun Simpang Susun Semanggi di Jembatan Semanggi yang dibangun Bung Karno, dimana jembatan ini adalah maha karya Presiden RI ke 1, proklamator Kemerdekaan Indonesia. Karena untuk mengurai kemacetan Ahok berhasil membangun Simpang Susun Semanggi dengan dana yang diperoleh dari pengusaha yang sering disebut sebagai proyek CSR, bukan dengan APBD DKI. Ini menunjukkan integritas Ahok untuk membangun sebuah fasilitas umum dengan transparan.
Ahok meninjau proyek Masjid Raya Daan Mogot. Image: liputan6.com |
Warga DKI juga menikmati pelayanan yang lebih baik di kantor lurah, suku dinas atau kecamatan. Pasukan Orange dan pasukan lainnya merupakan karya monumental Ahok, yang tidak akan pernah dilupakan oleh warga yang bijaksana. Ada banyak proyek lain yang tidak akan saksikan Ahok dan Djarot dalam masa jabatannya yang berakhir pada Oktober 2017, mamun warga Jakarta yang tahu terimakasih pasti akan mengenangnya.
Komentar