Hot Topic

Trending topics: Jumat Keren yang menyatukan Indonesia untuk selamanya

Ada dua hari raya besar yang membuat Indonesia lebih indah, bahkan dunia bisa merasakannya. Pada hari ini, Jumat 25 Desember 2015 umat Kristiani merayakan Hari Natal atau kelahiran Yesus Kristus, dan sehari sebelumnya umat Islam merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada hari Jumat ini terjadi bulan Purnama atau full moon, dimana umat Hindu sembahyang ke Pura, begitu pula penganut Budha ke Wihara untuk memuja kebesaran Tuhan Dan Umat Kong Hu Cu juga merayakan Cap It Gwee. Alangkah indahnya tinggal di Indonesia. 

Peristiwa ini adalah kejadian sangat langka, dimana kelahiran dua tokoh besar dunia ini dirayakan hanya pada berbada hari, dan hanya akan terulang kembali sekitar 460 tahun lagi. Jika kita diberikan usia panjang, maka kita akan melihat lagi kejadian yang serupa, dimana ada hari raya keagamaan akan berdekatan, bahkan bisa jatuh pada tanggal atau hari yang sama. Tuhan memang Maha Besar, lagi Maha Penyayang. 

Sementara itu, di group WA atau BlackBerry dan Facebook tersebar pula kalimat indah ini: 

Hari ini bisa dikatakan Hari Istimewa.

Umat Muslim Sholat Jum'at,
Umat Kristiani merayakan Natal,
Umat Hindu melaksanakan puja Hari Purnama,
Umat Buddha hari ini adalah hari Uposatha Bulan Terang, dan
bagi penganut tradisi Chinese hari ini bertepatan dengan Cap It Gwee (pertengahan bulan/purnama) pula.

Semoga hari ini membawa Berkah bagi kita semua, 

Semoga Semua Makhluk Berbahagia 

Banyak yang mengacungkan jempol dengan kalimat itu, bahkan ada pula yang menyambung dengan mengirim meme dengan judul JUMAT KEREN, dan meme ini memang sangat keren:

Jumat keren, pendiri bangsa, founding father, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, Sukarno, Bung Karno, Mpu Tantular, Pancasila, Jika melihat sejarah Nusantara, Mpu Tantular telah memberikan warisan (legacy) yang luar biasa tentang indahnya perbedaan yang disingkat sebagai Bhineka Tunggal Ika. Para pendiri bangsa menjadikan kalimat agung ini sebagai semboyan negara kita, Indonesia.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengajak anda untuk mengingat ini, sebagaimana dikutip dari wikipedia sebagai berikut:

Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.

Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.

Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.
Jumat keren, pendiri bangsa, founding father, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, Sukarno, Bung Karno, Mpu Tantular, Pancasila,
Inilah Indonesia yang sejati. Image: fromnothing-something.blogspot.com
Para pendiri bangsa atau founding fathers kita telah merenungkan hal ini dengan seksama karena Indonesia adalah kumpulan berbagai suku bangsa, ratusan bahasa, dan banyak agama. Pilihan "Bhineka Tunggal Ika" sebagai semboyan kebangsaan adalah pilihan sangat bijaksana, dan menjadi konsensus nasional yang dituangkan dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. 

Semua bangsa yang kini hidup di era digital ini, sudah seharusnya menjadikan semboyan luhur tersebut sebagai jati diri, dan menolak setiap gerakan yang bermaksud untuk memecah belah keindahan persatuan dan kesatuan bangsa kita. 
Jumat keren, pendiri bangsa, founding father, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, Sukarno, Bung Karno, Mpu Tantular, Pancasila,
Para pendiri Bangsa. Image: baltyra.com

Jika suatu hari nanti punya waktu, cobalah berlibur ke desa-desa atau kota di Indonesia, maka akan banyak bukti nyata baik dalam kebudayaan, seni dan adat istiadat serta bukti fisik yang menjadi fakta dan simbol perwujudan dari Bhineka Tunggal Ika itu dalam kehidupan rakyat dan para tokoh di daerah. 

Indonesia akan semakin maju dan sejahtera jika bisa membuktikan jati dirinya yang mencintai dan mempertahankan kebudayaannya sendiri, bukan memaksakan budaya asing dari manapun dengan alasan apapun. 


Komentar

Topik Hangat

Sejarah dan Makna Puasa Ramadhan: Menyucikan & dan Meningkatkan Spiritualitas Umat Islam di Seluruh Dunia

HM Darmizal: Umroh Milenial Diluncurkan ICMI Travel | Kejutan Baru Di Era Digital

Muncul nama Ridwan Kamil & Ahmad Sahroni sebagai Cagub pada Pilkada Jakarta 2024. Bagaimana dengan Kaesang?

Shin Tae Yong Dari Panggung Kecil Wujudkan Impian Penggila Sepak Bola Indonesia

Pilkada DKI Jakarta 2024 Bakal Seru. PDI Perjuangan Calonkan Siapa?

Rekam Jejak Anies Baswedan: Analisis Sebelum Pemilihan Presiden 2024

Makan Siang & Susu Gratis: Antara Pro Kontra & Dampaknya Pada Masyarakat & Negara

Gibran, Mahfud MD & Cak Imin: Mampukah Merayu Calon Pemilih Pada Debat Cawapres?

Indonesia Keren