Spekulasi pengganti Setya Novanto sebagai ketua DPR atau kocok ulang?
Setelah Setya Novanto mengundurkan diri setelah sebagian besar dari para hakim MKD hanya menjatuhkan sanksi sedang, maka proses selanjutnya dari peristiwa bersejarah pada tanggal 16 Desember 2015 ini di parlemen adalah menjadi pertanyaan besar, siapa yang akan menggantikan Setnov sebagai ketua DPR. Apakah akan ada kocok ulang? Jika ada kocok ulang, maka Undang-undang MD 3 harus direvisi terlebih dahulu.
Tanpa perubahan UU MD 3 maka sulit bagi Fraksi PDI Perjuangan untuk menempatkan anggotanya sebagai calon pengganti Setya Novanto. Kita masih ingat setelah PDI Perjuangan dinyatakan sebagai pemenang pemilihan legislatif pada 2014, ternyata PDI P gagal untuk menjadi ketua DPR, melainkan gerakan dari Koalisi Merah Putih berhasil menghadang kemenangan PDI Perjuangan dengan mengubah UU MD 3, sehingga Setya Novanto dari Golkar dan teman-temannya dari Koalisi Merah Putih seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon sukses menjadi wakil ketua mendampingi Setnov, dan ada wakil dari Partai Demokrat yang jadi wakil ketua DPR. PDI Perjuangan juga gagal menempatkan anggotanya di jajaran pimpinan MPR.
Barangkali akan ada peristiwa menarik pada proses penggantian Setya Novanto sebagai ketua DPR. Di tengah kubu Partai Golkar juga akan terjadi persaingan untuk merebut posisi ketua DPR yang ditinggalkan Setnov, baik dari kubu Munas Bali yang dipimpin ARB alias Ical atau Aburizal Bakrie maupun dari kubu Munas Ancol yang diketuai oleh Agung Laksono.
Bagaimana pendapat fraksi PDI Perjuangan dengan proses penggantian ketua DPR ini, ternyata belum ada omongan resmi dari Megawati Sukarno Putri, ketua umum PDI P. Apakah Megawati akan "dibantu" oleh Koalisi Indonesia Hebat yang telah berganti nama itu untuk memperjuangkan perubahan UU MD 3 sehingga bisa dilakukan kocok ulang yang memberikan peluang kepada Megawati untuk mencalonkan salah satu kader terbaiknya untuk menjadi ketua DPR sampai 2019.
Rakyat hanya berharap, siapapun yang menggantikan Setya Novanto haruslah figur yang lebih baik dari Setnov, yang memiliki integritas tinggi dan bisa menjamin untuk tidak melakukan pelanggaran etika sebagai anggota DPR. Rakyat juga berdoa supaya proses penggantian ketua atau kocok ulang yang mungkin terjadi tidak lagi dibumbui dengan kegaduhan politik baru.
Apakah Megawati bisa menjadi king maker dan bisa menunjukkan strategi politik yang jitu sehingga PDI Perjuangan bisa menempatkan kader terbaiknya di kursi ketua DPR RI yang baru?
Tanpa perubahan UU MD 3 maka sulit bagi Fraksi PDI Perjuangan untuk menempatkan anggotanya sebagai calon pengganti Setya Novanto. Kita masih ingat setelah PDI Perjuangan dinyatakan sebagai pemenang pemilihan legislatif pada 2014, ternyata PDI P gagal untuk menjadi ketua DPR, melainkan gerakan dari Koalisi Merah Putih berhasil menghadang kemenangan PDI Perjuangan dengan mengubah UU MD 3, sehingga Setya Novanto dari Golkar dan teman-temannya dari Koalisi Merah Putih seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon sukses menjadi wakil ketua mendampingi Setnov, dan ada wakil dari Partai Demokrat yang jadi wakil ketua DPR. PDI Perjuangan juga gagal menempatkan anggotanya di jajaran pimpinan MPR.
Megawati Sukarno Putri. Image: rmol.co |
Setya Novanto didampingi Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Image: nasional.tempo.co |
Rakyat hanya berharap, siapapun yang menggantikan Setya Novanto haruslah figur yang lebih baik dari Setnov, yang memiliki integritas tinggi dan bisa menjamin untuk tidak melakukan pelanggaran etika sebagai anggota DPR. Rakyat juga berdoa supaya proses penggantian ketua atau kocok ulang yang mungkin terjadi tidak lagi dibumbui dengan kegaduhan politik baru.
Apakah Megawati bisa menjadi king maker dan bisa menunjukkan strategi politik yang jitu sehingga PDI Perjuangan bisa menempatkan kader terbaiknya di kursi ketua DPR RI yang baru?
Komentar