Hot Topic

Menanti Jokowi Effect setelah peringatan Konferensi Asia Afrika

Bung Karno, hak asasi manusia, janji pilpres Jokowi, Jokowi effect, keadilan global, Konferensi Asia Afrika, Palestina merdeka, peringatan KAA, petugas partai, Sukarno vs Jokowi, revolusi mental,
Bung Karno pada pembukaan KAA 1955, dan Jokowi siap membuka peringatan KAA ke 60. 
Bung Karno, sang founding father Indonesia bersama para penggagas konferensi Asia Afrika (KAA) telah menorehkan tinta emas pada perjalanan Asia Afrika, dari bangsa tertindas dan terjajah oleh negara-negara Barat menjadi terbebas dari belenggu kolonialisme dan imperialisme. Pejajahan secara militer dan okupasi fisik memang tidak ada lagi, namun ada konflik dan bentuk penindasan secara ekonomi – dan ini sudah dibayangkan dan diperingatkan oleh Bung Karno, yang disebut sebagai neo kolonialisme dan neo imperilisme, juga neo liberalisme. 

Apakah Jokowi, sang presiden Indonesia ke 7 ini mampu untuk mewujudkan janji kampanye pilpres 2014 lalu, khususnya untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina secara penuh, dan tentu saja supaya Palestina bisa menempatkan duta besar di PBB sebagai negara independen seperti Mesir dan negara-negara Asia Afrika lainnya. Kita tahu, Israel pasti tidak akan rela bila Palestina merdeka secara penuh.
 
Bung Karno, hak asasi manusia, janji pilpres Jokowi, Jokowi effect, keadilan global, Konferensi Asia Afrika, Palestina merdeka, peringatan KAA, petugas partai, Sukarno vs Jokowi, revolusi mental,
Jokowi dan Palestina merdeka. Image: merdeka.com
Jokowi juga siap menjadikan peringatan konferensi Asia Afrika ke 60 dari 19 – 24 April 2015 di Bangung, bukan sekadar nostalgia belaka misalnya untuk melakukan “historical walk” bersama para pemimpin Asia Afrika dari hotel Savoy Homan ke gedung Merdeka – tempat KAA pada 60 tahun lalu – yang kini keduanya merupakan bangunan bersejarah tersebut. 

Jokowi, mantan walikota Solo dan pernah menjabat gubernur DKI Jakarta ini harus berusaha keras menjadikan ulang tahun KAA sebagai arena bersejarah yang baru untuk mewujudkan keadilan global, khususnya di kawasan Asia Afrika. Kita tahu, saat ini masih terjadi perang dan pergolakan di Yaman. Di kawasan Afrika dan sekitarnya Arab Saudi bertentangan keras dengan Iran yang tidak setuju dengan serangan koalisi yang dipimpin Arab Saudi di tengah pemberontakan di Yaman.

Jika Jokowi mau, Jokowi juga bisa memperkenalkan revolusi mental untuk mengubah cara pandang bangsa-bangsa Asia Afrika supaya bisa lebih independen atau mandiri secara ekonomi, bukan sekadar menjadi arena persaingan dan pemasaran bisnis dari negara-negara maju. Artinya negara-negara maju menjadi investor dan menjadikan negara-negara Asia Afrika sebagai basis produksi, bukan hanya sebagai target pasar belaka. 

Apakah akan ada Jokowi Effect setelah peringatan KAA ke 60 ini?

Masalah hak asasi manusia, ketimpangan sosial dan ekonomi masih terjadi di Asia Afrika. Mampukah Jokowi mengulang sejarah dimana Bung Karno telah memberi inspirasi kepada bangsa-bangsa Asia Afrika dari era pembebasan belenggu kolonialisme dan imperialisme (penjajahan) supaya Asia Afrika bersatu, dan tidak mudah menjadi arena penjajahan modern, dimana negara-negara maju hanya menganggap Asia Afrika sebagai tempat promosi produk negara-negara maju, dan mudah diadu domba untuk berperang. Kawasan Timur Tengah dan Afrika juga terkenal sebagai tempat penjualan senjata yang akhirnya memicu konflik.

Nigeria, Sudan dan kini Yaman menjadi pertentangan antara Islam Sunni dan Syiah, ditambah pula isu perebutan ladang minyak. Setelah Al Qaeda, kini kawasan ini menjadi arena berdarah dan penculikan yang dilakukan oleh Boko Haram, begitu pula ISIS yang secara brutal melakukan pembunuhan masal dan tanpa hati nurani menghancurkan banyak situs bersejarah seperti makam tokoh Islam, peninggalan bersejarah, menghancurkan mesjid dan umat Islam yang sedang sholat Jumat dengan bom bunuh diri. Banyak anak muda belia dicuci otak oleh para perekrut ISIS supaya pergi ke Suriah dan melakukan kekerasan yang sangat bertentangan dengan hak asasi manusia (human rights) yang telah menjadi bagian dari Dasa Sila Bandung yang dicetuskan pada konferensi Asia Afrika, juga melanggar deklarasi PBB tentang human rights.
 
Bung Karno, Konferensi Asia Afrika, Jokowi effect, petugas partai, keadilan global, peringatan KAA, Sukarno vs Jokowi, hak asasi manusia, Palestina merdeka, janji pilpres Jokowi
Bung Karno pada pembukaan KAA 1955 di Bandung.
Jokowi, sejenak bisa melupakan pergolakan politik di dalam negeri, dan menjadikan peringatan Konferensi Asia Afrika sebagai momen penting terjadinya Jokowi Effect, dimana Jokowi bisa memperjuangkan keadilan global bagi negara-negara di Asia Afrika, dan khususnya mewujudkan janji kampanye Jokowi JK supaya Palestina bisa independen, merdeka secara penuh dan segera menjadi anggota PBB secara permanen. Jokowi juga bisa menjadikan momentum nostalgia KAA ini untuk segara membuka kantor kedutaan besar RI di Ramallahibu kota Palestina, sehingga negara-negara Timur Tengah lainnya yang masih setengah hati mendukung Palestina bisa mendukung penuh kemerdekaan Palestina, bukan hanya basa-basi belaka.


Apakah Jokowi juga bisa menghapus julukan pada dirinya sebagai “petugas partai” melalui peringatan Konferensi Asia Afrika pada April 2015 ini? Jokowi adalah presiden RI untuk semua anggota rakyat Indonesia, dan bisa menjadi pemimpin yang berpengaruh dunia seperti diumumkan oleh majalah Time baru-baru ini. 

Komentar

Topik Hangat

Sejarah dan Makna Puasa Ramadhan: Menyucikan & dan Meningkatkan Spiritualitas Umat Islam di Seluruh Dunia

HM Darmizal: Umroh Milenial Diluncurkan ICMI Travel | Kejutan Baru Di Era Digital

Muncul nama Ridwan Kamil & Ahmad Sahroni sebagai Cagub pada Pilkada Jakarta 2024. Bagaimana dengan Kaesang?

Shin Tae Yong Dari Panggung Kecil Wujudkan Impian Penggila Sepak Bola Indonesia

Pilkada DKI Jakarta 2024 Bakal Seru. PDI Perjuangan Calonkan Siapa?

Rekam Jejak Anies Baswedan: Analisis Sebelum Pemilihan Presiden 2024

Makan Siang & Susu Gratis: Antara Pro Kontra & Dampaknya Pada Masyarakat & Negara

Gibran, Mahfud MD & Cak Imin: Mampukah Merayu Calon Pemilih Pada Debat Cawapres?

Indonesia Keren