Jokowi, presiden baru, a new hope for Indonesia
Jokowi mengucapkan pekik “Merdeka” setelah pidato kenegaraan pertama. Image: news.detik.com |
Pelantikan Jokowi yang juga dihadiri SBY, presiden sebelumnya merupakan peristiwa bersejarah dan harus menjadi tradisi baru untuk demokrasi Indonesia sejati. Yang
menarik, Jokowi menyapa Prabowo Subianto, rivalnya pada pilpres Juli 2014, juga
menyapa Hatta Rajasa. Prabowo dengan spontan yang khas langsung berdiri dan memberi hormat secara militer kepada Jokowi, seperti pertemuan mereka di rumah almarhum Profesor Soemitro Djojohadikusumo. Semoga sikap Prabowo juga ditiru oleh politisi lain yang ada di KMP (Koalisi Merah Putih). Sungguh merupakan sikap simpatik, yang patut menjadi perhatian
seluruh pemimpin di negeri ini, bahwa Indonesia harus bersatu dan bahu membahu
membangun bangsa besar ini. Rakyat sudah lelah dengan berbagai ketegangan selama ini.
Pelantikan
Jokowi dan JK yang juga dihadiri oleh para kepala negara dan kepala
pemerintahan serta para utusan berbagai negara ini memang terasa berbada
dibandingkan prosesi pelantikan presiden SBY, apalagi presiden Indonesia
sebelumnya. Di luar gedung MPR, dimulai dari kawasan kampus Universitas
Atmajaya di Jembatan Semanggi, ribuan rakyat dan relawan telah memenuhi jalanan
untuk mengikuti pesta rakyat atau syukuran atas pelantikan Jokowi dan JK
sebagai presiden dan wapres baru.
Usai pelantikan, ada pesta Syukuran Rakyat di sepanjang Jalan Sudirman sampai Buderan HI sampai Istana Negara.
Pada malam harinya, di Monumen Nasional kita bisa menyaksikan konser “Salam 3 Jari” yang juga akan dimeriahkan Arkarna, sebuah band musik rock dari Indonesia bersama Slank dan ratusan artis Indonesia lainnya. Ini merupakan bukti kegembiraan politik Jokowi untuk menyambut Indonesia baru dengan sebuah harapan baru, (A New Hope, sampul Time Magazine). Twitter pun ramai dengan trending topik untuk menyambut pelantikan Jokowi sebagai presiden hastag #presidenjokowi dan telah menjadi trending topik nomor 1 di dunia.
Jokowi JK siap membangun Indonesia dengan semangat baru. Image: tempo.co |
Usai pelantikan, ada pesta Syukuran Rakyat di sepanjang Jalan Sudirman sampai Buderan HI sampai Istana Negara.
Pada malam harinya, di Monumen Nasional kita bisa menyaksikan konser “Salam 3 Jari” yang juga akan dimeriahkan Arkarna, sebuah band musik rock dari Indonesia bersama Slank dan ratusan artis Indonesia lainnya. Ini merupakan bukti kegembiraan politik Jokowi untuk menyambut Indonesia baru dengan sebuah harapan baru, (A New Hope, sampul Time Magazine). Twitter pun ramai dengan trending topik untuk menyambut pelantikan Jokowi sebagai presiden hastag #presidenjokowi dan telah menjadi trending topik nomor 1 di dunia.
Di
sepanjang jalan juga telah tersedia berbagai hidangan gratis seperti bakso,
siomay dan sebagainya. Belum pernah terjadi keterlibatan masyarakat yang begitu
besar dalam sejarah pelantikan seorang presiden di Indonesia. Memang benar,
pemilihan presiden Indonesia yang terjadi pada Juli 2014 memang telah menjadi
proses demokrasi dengan partisipasi luar biasa, dimana muncul ribuan relawan
dan “sadarnya” para golput yang akhirnya ikut memilih, bahkan banyak yang
menjadi relawan Jokowi.
Pidato kenegaraan pertama Jokowi
Dalam
pidatonya, Jokowi mengatakan sebagai berikut: “Baru saja kami Jokowi-JK
mengucapkan sumpah yang menegaskan komitmen bekerja keras mencapai kehendak
kita besama sebagai bangsa yang besar. Ini saatnya kita menyatukan hati dan
tangan, melanjutkan sejarah berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi,
dan juga di bidang budaya," ujar Jokowi dalam pidato kenegaraannya yang
pertama di gedung MPR.
Jokowi
meyakini dengan dukungan rakyat, semangat persatuan dan kesatuan bangsa, tiga
tujuan utamanya dalam memimpin negara akan terwujud. "Dipikul bersama
dengan persatuan, gotong-royong dan kerja keras, saya yakin negara ini akan
kuat," ucap Jokowi.
Pada akhir
pidatonya Jokowi mengajak para nelayan, buruh, petani, pedagang bakso, asongan,
sopir, akademisi, guru, TNI, Polri, pengusaha, dan kalangan profesional, untuk
bekerja keras bahu-membahu, bergotong-royong, karena inilah momen sejarah bagi
kita semua untuk bekerja, bekerja, dan bekerja.
Jokowi
menyebut nelayan terlebih dahulu sebelum menyebutkan profesi dan komponen
bangsa lainnya merupaka penegasan bahwa Jokowi akan memenuhi komitmennya di
masa kampanye untuk membangun samudra, laut, selat, dan teluk-teluk di seluruh
Indonesia. Jokowi mengingatkan bahwa telah begitu lama bangsa dan pemerintah
Indonesia lebih beroientasi ke darat daripada ke laut. Dia mengingatkan bahwa
Indonesia akan jaya bila negara punya perhatian pada pembangunan maritim atau
kelautan di Indonesia, bukan hanya membangun di wilayah daratan. Kata Jokowi,
kita telah lama memungungi lautan. Kini saatnya sampai lima tahun ke depan
Indonesia bisa membangun kelautan, dan ingatlah semboyan “Jalesveva Jayamahe”
atau Di Laut Kita Jaya.
Jokowi
juga menyebutkan bahwa Indonesia akan membangun Indonesia dengan baik karena
Indonesia adalah bangsa yang kreatif, sehingga Indonesia akan bisa menjadi
bangsa yang membangun ekonomi secara kreatif. Dengan potensi besar di industri
kreatif, maka ekonomi Indonesia bisa lebih kuat karena tidak hanya mengandalkan
sumber daya alam.
Kini
saatnya, para relawan, para pendukung partai politik apapun dan semua koalisi
di parlemen, baik Koalisi Indonesia Hebat (KIH) maupun Koalisi Merah Putih
(KMP), begitu pula ormas-ormas di seluruh Indonesia harus bersatu bersama
Jokowi JK untuk membangun Indonesia Hebat dengan semangat Merah Putih dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dengan berpegangan
semangat Bhineka Tunggal Ika. Dengan semangat persatuan, maka Indonesia benar-benar akan menjadi negara merdeka yang sejahtera dan berwibawa seperti bangsa dan negara maju lainnya.
Semua
pihak yang mengaku akan menjadi penyeimbang harus membuktikan kepada seluruh
rakyat Indonesia, bahwa mereka akan mengkritisi pemerintah dengan cerdas dan
siap memberikan solusi, bukan hanya kritik belaka. Mereka harus ingat, bahwa kesejahteraan
dan persatuan Indonesia jauh lebih penting daripada menyimpan dendam hanya
ingin menjatuhkan satu sama lain. Rakyat sudah siap untuk bekerja keras, maka
para elite politik dan ormas, begitu juga para pengamat harus menjadi
penyeimbang yang adil, bukan asal kritik dan mencemooh belaka. Jokowi sebagai presiden Indonesia membutuhkan kritik dan sekaligus solusi.
Semoga Jokowi dan JK juga akan didampingi para menteri yang jujur, profesional dan siap bekerja keras untuk membangun Indonesia.
Semoga Jokowi dan JK juga akan didampingi para menteri yang jujur, profesional dan siap bekerja keras untuk membangun Indonesia.
Komentar