Langkah hukum dan politik Prabowo Hatta dari MK ke Pansus di DPR
Orasi pendukung Prabowo - Hatta di depan gedung MK. |
Di sekitar Gedung MK diperkirakan akan diramaikan sekitar ribuan relawan dan pendukung Prabowo - Hatta dengan aksi masa dan orasi pada sidang pertama di MK, hari Rabu, 6 Juli 2014. Apakah para hakim MK akan terpengaruh dengan gerakan ini?
Eggie Sujana dan tim hukum Prabowo di MK. Image: pemilu.metrotvnews.com |
Sementara
itu Jerry Sumampouw, Koordinator Komite Pemilih Indonesia, sebagaimana dikutip
dari Tribunnews.com menduga bahwa
pasangan Prabowo - Hatta yakin di MK pasti kalah, oleh karena itu mereka
mengusung wacana Pansus.
Lebih lanjut Jerry Sumampouw mengatakan pula bahwa proses di Pansus di DPR tidak akan bisa mengubah hasil yang ditetapkan MK maupun KPU. Dengan kata lain bila MK memutuskan Jokowi - JK sebagai pemenang Pilpres, maka Pansus Pilpres tidak akan mungkin mengubah hasilnya. Oleh karena itu ia menganggap pengusungan wacana tersebut sebagai suatu hal yang sia-sia. Jerry juga menambahkan bahwa upaya untuk melanjutkan ke Pansus dimana tugas anggota DPR sudah tinggal beberapa bulan lagi itu sebagai bagian dari upaya mendelegitimasi KPU.
Lebih lanjut Jerry Sumampouw mengatakan pula bahwa proses di Pansus di DPR tidak akan bisa mengubah hasil yang ditetapkan MK maupun KPU. Dengan kata lain bila MK memutuskan Jokowi - JK sebagai pemenang Pilpres, maka Pansus Pilpres tidak akan mungkin mengubah hasilnya. Oleh karena itu ia menganggap pengusungan wacana tersebut sebagai suatu hal yang sia-sia. Jerry juga menambahkan bahwa upaya untuk melanjutkan ke Pansus dimana tugas anggota DPR sudah tinggal beberapa bulan lagi itu sebagai bagian dari upaya mendelegitimasi KPU.
Suasana sidang di DPR. Image: mediasultra.com |
Kita juga
masih ingat bagaimana Mahfud MD, ketua tim pemenangan Prabowo – Hatta juga ragu
dengan langkah hukum ke MK tersebut karena mantan ketua MK ini telah
berpengalaman dengan berbagai kasus serupa dalam kasus pemilihan legislative (pileg),
dimana selisih suara yang sedikit saja, apalagi ada selisih suara yang besar
pada hasil Pilpres 2014 ini, yaitu sebesar 8.370.732 – dimana Prabowo – Hatta hanya
memperoleh 46,86% dan Jokowi JK unggul dengan 53,15%, sehingga KPU telah
menetapkan pasangan Jokowi sebagai Presiden terpilih dan Jusuf Kalla sebagai Wakil
Presiden terpilih.
Kita juga
mengetahui Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga langsung menelpun Jokowi untuk
mengucapkan selamat setelah KPU mengumumkan kemenangan Jokowi JK, disusul pula
para pemimpin dunia seperti Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Singapura, dan
disusul oleh Barack Obama, Sintaro Abe Perdana Menteri Jepang, begitu pula PM
Malaysia, pemimpin Uni Eropa, bahkan Presiden Korea Selatan juga ingin segera
bertemu dengan Jokowi, barangkali tertarik dengan program ekonomi kreatif yang
disampaikan Jokowi ketika debat capres.
MK siap netral kata Hamdan Zoelva. Image: rimanews.com |
Bukan hanya masyarakat Indonesia yang sangat berharap adanya perubahan signifikan di Indonesia yaitu terwujudnya proses demokrasi dan kesejahteraan rakyat di negeri yang selama ini lebih dikenal karena berbagai kasus korupsi yang dilakukan para pejabat atau anggota DPR, maka sangat masuk akal pula jika negara-negara sahabat yang berharap bahwa Indonesia bisa lebih menarik sebagai negara yang bebas suap atau korupsi, sehingga hubungan ekonomi bisa lebih menarik, dimana Indonesia menjadi sangat menarik untuk berinvestasi di berbagai bidang.
Jika banyak investor asing dan dalam negeri yang "happy" untuk membuka pabrik atau kantor di Indonesia maka jutaan tenaga kerja bisa diserap, sehingga angka kemiskinan bisa turun signifikan dalam waktu kurang dari lima tahun.
Apakah rencana tim Prabowo - Hatta untuk membentuk pansus pilpres di DPR juga merupakan sebuah kejanggalan?
Komentar