Prabowo inginkan Soeharto sebagai pahlawan nasional, aktivis 98 sedih, apa komentar Amien Rais?
Keluarga besar Soeharto. Image: newzflazz.blogspot.com |
Karena sangat sulit untuk melakukan reformasi dan menjadikan demokrasi sebagai jalan menuju Indonesia makmul dan adil, jika Soeharto masih menjabat sebagai presiden, meskipun Soeharto mengganti kabinet. Soeharto dianggap sebagai diktator yang menyalahgunakan Pancasila sebagai kedok, dan selama 32 tahun pemerintahannya banyak terjadi pelanggaran hak asasi manusia, mengekang kebebasan pers, dan menjadikan MPR dan DPR hanya sebagai tukang stempel belaka, meskipun ada tiga partai.
Pemilu pada jaman Soeharto pun hanya basa-basi karena sudah pasti Golkar yang menang. Sementara itu, Prabowo berjanji kepada Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI untuk menjadikan Soeharto yang juga mantan mertuanya itu sebagai pahlawan nasional - ketika Prabowo hadir pada rapat pimpian forum tersebut tanggal 3 Juni 2014.
Titiek Soeharto dan Prabowo. Image: foto.news.viva.co.id |
Menurut jpnn Prabowo mengatakan sebagai berikut: "Jika saya terpilih sebagai
presiden, kita akan perjuangkan Pak Harto jadi pahlawan nasional. Saya ngomong
begini bukan karena ada Titiek," kata Prabowo yang disambut tepuk tangan
peserta Rapimnas FKPPI. Dalam acara tersebut, keduanya bahkan tampak duduk
bersebelahan.
Apa komentar Amien Rais tentang usulan kontroversial dari Prabowo di tengah sengitnya kampanye pilpres 2014 ini?
Sebagaimana
dikutip dari nasional.kompas.com, Prabowo Subianto, mengaku kagum pada sosok
presiden kedua RI Soeharto. Oleh karena itu, ia dan partai-partai pendukung
koalisinya bertekad akan menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Direktur
Riset Saiful Mujani Research Consulting Djayadi Hanan mengatakan bahwa dengan
membawa Soeharto dalam retorika, Prabowo bisa dianggap tidak menyetujui
reformasi dan bermaksud menjadikan Indonesia kembali seperti zaman orde baru. Mungkin
Prabowo mengira, bahwa wacana Prabowo tersebut bisa menambah suara dari FKPPI.
Para aktivis 98 menolak tegas ide Prabowo untuk memberikan gelar pahlawan
nasional kepada Soeharto. Pemberian gelar itu dinilai tidak pantas karena
Soeharto dianggap sebagai pemimpin otoriter dan korup. "Kalau Soeharto
pahlawan, siapa penjahatnya? Kita (aktivis) ini?" kata mantan aktivis 1998
Adian Napitupulu dalam diskusi 'Dilema Penegakan Hukum dan Politik' di
Jokowi-JK Center, Halimun, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada tanggal 4
Juni 2014.
Belum ada komentar Amien Rais, sesepuh Partai Amanat Nasional (PAN) tentang
usulan Prabowo untuk memberikan gelar pahlawan nasional jika Prabowo berhasil
menang sebagai presiden pada 9 Juli 2014. Apakah Amien Rais yang merupakan
salah satu tokoh reformasi yang paling kontroversial ini juga setuju dengan ide
Prabowo, yang didukung Amien Rais dan PAN sebagai calon presiden ini?
Amien Rais ketika sibuk urusan poros baru. Image: news.detik.com |
Apakah Amien Rais masih punya jiwa reformasi dalam dirinya, atau akan mendukung ide Prabowo kontroversi tersebut. Kita tunggu apa komentar tokoh poros tengah yang pernah menjegal Megawati Sukarno Putri sebagai presiden, bersama poros tengah yang digagasnya itu, namun pada proses koalisi di era pemilu 2014 ini, Amien Rais gagal menggagas terbentuknya Poros Tengah model baru, yang sempat diberi nama dengan Poros Indonesia Raya, namun "jualan" Amien Rais tersebut gagal total.
Para pengamat dan para mantan aktivis 98, dan para mahasiswa yang terlibat pada proses reformasi dengan demonstrasi dengan korban mahasiswa Trisakti, dan belum jelasnya nasib para aktivis yang hilang di era 98 tersebut, maka ide Prabowo tersebut dianggap menyakiti hati para mantan aktivis 98 dan para mahasiswa yang berjuang untuk meruntuhkan rezim Soeharto yang dianggap anti demokrasi, dan dianggap sebagai rezim korup.
Masyarakat kini punya referensi ketika melihat siapa tokoh-tokoh yang pantas dianggap sebagai tokoh reformasi yang mendukung demokrasi, dan mendukung penegakan hukum maupun anti korupsi. Pilihan rakyat akan dibuktikan pada pencoblosan 9 Juli 2014 nanti, siapa yang pantas dipilih sebagai presiden RI ke 7.
Komentar