Kampanye Kreatif vs kampanye hitam
Megawati bersama Jokowi, JK, Surya Paloh dan Cak Imin. Image: tribunnews.com |
Ketua Umum
PDI Perjuangan, Megawati Sukartno Putri, Presiden RI ke 5 sangat prihatin
dengan kampanye hitam. Menurut Megawati, kampanye hitam yang marak selama
pilpres 2014 dianggap tidak mendidik masyarakat. Pendapat Megawati memang
benar, seharusnya kampanye bisa dibuat lebih kreatif, menghibur dan memberikan
kegembiraan politik (meminjam istilah Jokowi), bukan menakutkan.
Tabloid
Obor Rakyat yang menurut Dewan Pers, isi tabloid itu ditulis dan dicetak tanpa mengikuti kaidah
dan kode etik jurnalistik, apalagi telah mencantumkan alamat palsu (seperti
lagu Ayu Tingting) benar-benar diedarkan secara sistematis ke berbagai
pesantren dan mesjid. Obor Rakyat berisi konten tentang kampanye hitam yang
menyudutkan capres nomor urut 2, Joko Widodo atau Jokowi.
Ternyata
isi tulisan tersebut tanpa konfirmasi kepada Jokowi, sehingga tidak memenuhi
syarat “cover both side” seperti halnya koran atau majalah mainstream. Banyak
pengamat yang mengatakan para penulis di tabloid liar itu sebagai penyebar
fitnah. Jika kampanye negatif masih dianggap “sah” karena didukung fakta, maka
tabloid Obor Rakyat merupakan kampanye hitam paling kelam di Indonesia, bahkan
di dunia. Polisi seharusnya bisa bertindak lebih cepat untuk memeriksa Pemimpin
Redaksi Tabloid Obor Rakyat Setiyardi Budiono dan Darmawan Sepriyossa, redaktur
di situs berita Inilah.com, dan siapa saja yang terlibat. Polri kan punya
teknologi dan reserse yang ahli.
Sementara
itu kreativitas Ahmad Dhani juga dipertanyakan karena menggunakan lagu karya
Queen, grup Rock legendaris dari Inggris tanpa seijin sang pencipta – untuk mempromosikan
Prabowo – Hatta dalam pilpres 2014. Dikutip dari Time.com Brian May, Queen’s lead guitarist, has waded into the
controversy, saying “of course this is completely unauthorised by us.” Kenapa
Ahmad Dhani yang jago menulis lagu, dan merupakan juri terhormat dari
Indonesian Idol tidak meminta ijin kepada Brian May atau Queen?
Para
seniman musik seperti Anggun C Casmi, pun sangat menyesalkan perbuatan Ahmad
Dhani yang menjiplak lagu We Will Rock You dari Queen tersebut. Bukan hanya
itu, yang membuat dunia heboh karena Ahmad Dhani, mantan suami penyanyi Maia
Estianti ini telah menggunakan kostum dengan lambang Nazi pada video klip
kampanye Prabowo – Hatta.
Prabowo - Hatta saat debat. Image: pemilu.metrotvnew.com |
Majalah
ternama dan terhormat Jerman, Der Spiegel sangat menyesalkan penggunaan logo atau
simbol Nazi pada kostum Dhani tersebut. Boss band Dewa itu mengenakan baju yang
menyerupai seragam pimpinan pasukan rahasia Nazi "SS", Heinrich
Himmler. Bagi masyarakat Jerman, penggunaan simbol Nazi merupakan isu yang
sangat sensitif. Ini masuk akal karena warga Jerman sangat malu dengan sejarah
Hitler yang otoriter, kejam dan tidak demokratis.
Sesudah
Der Spiegel, yang pertama kali mengangkat isu tersebut, majalah Time dan dua
situs berita di Israel juga ikut heboh. Menurut website internasional.kompas.com, situs Times of Israel menulis "Indonesia
quasi-Nazi Video Cause Stir" (Video Sok Nazi dari Indonesia Bikin Heboh).
Begitu pula Haaretz memuat tulisan
berjudul "Indonesian Political Video Raises Eyebrows with Nazi
Iconography" (Video Politik Indonesia Bikin Alis Terangkat karena
Simbol-simbol Nazi). Lebih jauh kedua situs tersebut juga heran karena Dhani
yang dinilai tidak menyesal menggunakan simbol-simbol tersebut walaupun
keturunan Yahudi. Dhani disebut memiliki darah Yahudi oleh kedua media Israel
walaupun dalam berbagai kesempatan Dhani membantah sebagai keturunan Yahudi.
Terlepas
dari kisah lambang Nazi pada video klip kampanye Prabowo – Hatta yang
mengandung skandal penjiplakan (plagiat), maka artis baru jebolan Indonesian
Idol seperti Muhammad Devirzha atau Virzha Idol, juga telah menanggung beban
moral akibat menerima ajakan Ahmad Dhani untuk bergabung dalam video klip
tersebut. Semoga karir mereka tidak terganggu dengan kasus penggunaan simbol
militerisme dan otoriter dari Nazi tersebut. Anehnya Mahfud MD menganggap video
klip yang menghebohkan tersebut sebagai karya seni yang kreatif, padahal Ahmad
Dhani tidak mendapatkan ijin untuk penggunaan lagu We Will Rock You pada video
kampanye Prabowo – Hatta itu.
Oppie Andarista dan Slank saat rekaman “Salam 2 Jari”. Image: indepnews.com |
Sementara
itu ada lagu Salam Dua Jari yang juga dibuakan video klip yang digagas oleh musisi
Oppie Andaresta untuk mendukung kampanye Jokowi JK.
Menurut situs Jakarta.kluget.com dalam video
tersebut, terlihat beberapa musi ikut menyanyi diantaranya, Bimbim (slank),
Kaka (slank), Ridho (slank), Abdee (slank), Ivanka (Slank), Jalu Pratidina,
Oppie Andaresta, Pop The Disco, Kikan, Joe Tirta, JFlow, Adi Adrian, Kadri
Jimmo, Michael J, Widi Kidiw, “Titi “Film Jalanan”, Rustam Rastamanis, Ello,
Amien Kamil, Ivan Nestrorman, Kartika Jahja, Yacko & Tabib Qiu, serta
Josaphat Klemens. Lagu Salam 2 Jari ini terdengar riang dan disukai Jokowi, dan
diharapkan bisa memberikan kegembiraan politik, apalagi lagu tersebut dibuat
dengan semangat kreatif, bukan menjiplak, sehingga tepat mendukung gerakan
Revolusi Harmoni, bahkan dianggap layak untuk mendukung Revolusi Mental yang
digagas oleh Jokowi.
Dengan melihat video atau mendengar lagu-lagu, dan karya lainnya yang digunakan untuk mendukung para capres, masyarakat akan mengetahui karya siapa yang telah memenuhi standar industri kreatif, dan mampu memberikan pencerahan kepada penikmatnya.
Komentar