Debat Capres III tentang politik internasional dan ketahanan nasional
Indonesia adalah negara kepulauan dengan laut yang luas, bahkan memiliki pantai-pantai indah yang panjang. Pada debat capres ke 3, apakah Jokowi dan Prabowo akan memiliki pandangan sama atau berbeda dalam memandang posisi strategis Indonesia di antara dua benua dan dua samudra ini dalam politik luar negeri (internasional), dan bagaimana mereka akan mempertahankan kedaulatan NKRI dalam konteks ketahanan nasional yang kuat, berwibawa dan sekaligus bisa saling dukung dengan politik luar negeri untuk kesejahteraan bangsa dan rakyat Indonesia.
Jokowi blusukan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Image: lensaindonesia.com |
Meskipun kasus tabloid Obor Rakyat belum beres, namun proses pilpres 2014
berlangsung seru dengan debat capres yang disiarkan televisi. Debat capres ke 3
dilangsungkan pada hari Minggu, 22 Juni 2014 di Hotel Holiday Inn, Jakarta.
Tema
debat akan membahas politik internasional dan ketahanan nasional. Tema ini pun
disebut-sebut menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi calon presiden Prabowo
Subianto yang memiliki latar belakang dunia militer, namun Jokowi tidak kalah
dengan pengalaman Prabowo. Jokowi telah sering mendapatkan kunjungan para duta
besar negara sahabat sejak terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, bahkan sudah
blusukan bareng dengan Perdana Menteri Belanda di Waduk Pluit.
Para pengamat mungkin lupa, ketika Jokowi masih aktif sebagai pengusaha
mebel di Solo, mantan walikota Solo ini merupakan pengusaha mebel yang sering
pameran di luar negeri, sehingga Jokowi sudah terbiasa dengan pengalaman internasional.
Pada saat pameran tentu Jokowi telah melakukan penjajagakan tentang potensi
pasar di luar negeri. Untuk membuat pamerannya sukses, pasti dilakukan pula
negosiasi dagang dengan para calon pembeli. Pengalaman tersebut merupakan modal
penting untuk diplomasi internasional. Jika pada negosiasi perdagangan, maka
sebagai pengusaha Jokowi pasti sudah siap dengan argumentasi dan fakta-fakta
teknis dan non teknis tentang produk yang ditawarkannya.
Penampilan Prabowo Subianto saat debat. Image: surabaya.bisnis.com |
Terbukti Jokowi sukses
melakukan eksport mebel ke berbagai negara. Seorang presiden ketika luar negeri
juga pasti akan melakukan diplomasi ekonomi selain diplomasi politik, seni,
budaya dan militer. Meskipun wajah Jokowi nampak ndeso, penggemar musik rock
ini juga memiliki kharisma dan jiwa kepemimpinan (leadership) yang telah
dibuktikan selama menjabat sebagai walikota Solo dua kali berturut-turut, juga
memiliki ketegasan yang dialogis – dan telah dibuktikan Jokowi di Solo, maupun
di Jakarta sebagai gubernur ibu kota RI.
Prabowo Subianto tentu jago berbasa Inggris karena pada masa kecilnya
pernah tinggal di luar negeri, dan pernah pula tinggal di Yordania setelah
dipecat dari dinas keprajuritan (ABRI). Apakah selama Prabowo mengasingkan diri
ke negara tersebut juga merupakan pengalaman berharga bagi capres nomor urut 1
ini untuk bisa tampil cemerlang pada debat capres dengan tema Politik
Internasional dan Ketahanan Nasional ini? Pengalaman Letjen Prabowo sebagai
danjen Kopassus barangkali bisa menjadi poin penting untuk membahas topik
ketahanan nasional.
Jika kita ingat pada debat Barack Obama ketika pertama kali mencalonkan
diri sebagai presiden Amerika Serikat, maka Obama pun diragukan kemampuannya
dalam isu-isu dan permasalahan politik luar negeri, namun Obama bisa tampil
dengan apik. Jokowi yang sering disebut sebagai the next Obama ini tentu sudah
menyiapkan diri dengan berbagai referensi ditambah pengalamannya bernegosiasi
di bidang bisnis, begitu pula pertemuannya dengan tamu-tamu penting dari luar
negeri, dan para duta besar asing di Jakarta pasti telah menambah wawasan
maupun gagasan Jokowi tentang politik internasional.
Debat dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional pada 22 Juni
2014 di Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat ini akan dipandu oleh Hikmahanto
Juwana, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, sebuah perguruan
tinggi ternama di Indonesia. Perdebatan penting ini akan berlangsung dengan
menarik, seru, dan mungkin menegangkan karena semua kandidat presiden ini akan
tampil solo, tanpa cawapresnya. Para penonton akan menyaksikan debat yang akan
menunjukkan kemampuan asli dari Jokowi maupun Prabowo tanpa “bantuan” dari
Jusuf Kalla untuk Jokowi, maupun Hatta Rajasa untuk Prabowo.
Sang moderator,
Profesor Hikmahanto Juwana telah siap dengan debat ini dengan mempelajari cara
moderator pada dua debat sebelumnya. Pengalaman Prof Juwana sebagai guru besar
di fakultas hukum ternama, begitu pula pengalamannya menjadi nara sumber di
radio dan televisi tentu akan menambah bobot debat untuk capres 2014. Para
penonton dan calon pemilih juga memandang penting debat ini karena masyarakat
akan tahu sikap dan gagasan para capres tentang politik internasional dan
ketahanan nasional. Begitu pula para pemimpin negara-negara asing akan
mendapatkan informasi awal tentang cara pandang capres tentang hubungan internasional
yang akan menjadi arah politik luar negeri Indonesia, termasuk di bidang
ketahanan nasional.
Komentar