Rhoma cabut dukungan pada PKB, putrinya Debby mau pindah ke luar negeri?
Ketika Rhoma Irama kampanye. Image: tempo.co |
Kita semua sudah tahu Rhoma Irama, sang
profesor musik dan raja Dangdut terkenal ini sangat kecewa karena tidak
dicapreskan oleh PKB atau Cak Imin (Muhaimin Iskandar) pada pilpres 2014. Dia
mengancam akan mencabut dukungan bila tidak dicapreskan, dan sudah dibuktikan,
akhirnya Rhoma dan tim suksesnya mencabut dukungan pada PKB. Putri sang Raja
Dangdut pun ikut galau karena di account Facebook, Debby Irama menulis status
pada Facebook wall sebagai berikut:
"Jika Joko Widodo nyapres &
jika tidak ada Rhoma Irama dalam bursa capres 2014 saya bertekad untuk PINDAH
DARI JAKARTA, & jika Joko Widodo terpilih menjadi Presiden 2014 maka saya
bertekad untuk PINDAH NEGARA Sebagai warga Jakarta berharap mempunyai Gubernur yang istiqomah,
yang komit dengan janjinya memimpin Jakarta setidaknya 1 periode, bukan 1/2
atau 1/4 periode... ."
Debby (kini) dan cover kaset ketika menjadi penyanyi cilik. Image: istimewa |
Pada bagian lain Debby juga menuliskan seperti ini: "Sejak jauh-jauh hari saya telah minta ijin kepada ayahanda saya Rhoma Irama untuk mempersilahkan teman-teman pendukung Rhoma yang struktural atau pun non struktural Forsa untuk mengekspresikan kekecewaan atas sikap Marwan Jafar & Kadir Karding yang dengan arogan mengecilkan peranan pendukung Rhoma yang telah berkorban berusaha membesarkan PKB tanpa dibayar sepeserpun baik oleh Rhoma, Riforri apalagi PKB.... ASALKAN ekspresi kekecewaan dilakukan dengan cara yang elegan, tidak anarkis dan dalam bahasa yang santun, baik berupa demo aksi damai ataupun melalui media online, social media, media cetak atau elektronik,apapun terserah senyamannya teman-teman."
Apakah Debby perlu segalau itu, dan benarkah Rhoma Effect itu terbukti?
Rhoma merasa "Rhoma Effect" tidak dihargai, dimana sang Raja Dangdut ini mengklaim bahwa berkat penampilannya di serangkaian kampanye PKB ketika pileg lalu adalah berkat orasi dan gayanya di panggung untuk menyanyikan berbagai lagu-lagu dangdut karyanya bersama Soneta, meskipun Rhoma Effect ini masih perlu disurvey lebih lanjut.
Ketika Rhoma menangis. Image: tribunnews.com |
Sementara itu, Rhoma Irama dengan galau menyatakan, "Dengan segala
kerendahan hati kami menyatakan mencabut dukungan kepada Partai Kebangkitan
Bangsa. Karena sudah tidak ada kesesuaian antara visi dan orientasi politik
kami," ujar Rhoma di markas tim sukses Rhoma, Rifori, Jalan Dewi Sartika. Lebih lanjut Profesor Rhoma menegaskan pula, "
"Otomatis dengan
tidak mendukung PKB berarti tidak mendukung capres yang didukung PKB," Artinya Rhoma juga tidak akan mendukung Joko Wi sebagai capres 2014.
Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) Lampung
Ariyanto Munawar membantah terjadinya Rhoma effect. Ariyanto mengatakan bahwa, “Secara nasional, suara PKB meningkat karena
dukungan NU. Di beberapa daerah seperti Lampung dan Jawa Tengah, terjadi
peningkatan karena memang lumbung NU. Jadi bukan efek Rhoma Irama,” Di daerah yang menurut Aryanto menjadi basis
penggemar Rhoma Irama, seperti Nangroe Aceh Darussalam, Jakarta, dan Jawa
Barat, peningkatan suara PKB tidak signifikan. “Saya menyangkal peningkatan
suara PKB karena efek Rhoma Irama. Anaknya Rhoma yang menjadi calon anggota DPR
RI saja tidak terpilih,” katanya. Ariyanto juga mengatakan bahwa, “Jadi lebih
tepat dikatakan peningkatan suara PKB Lampung karena efek Soleh Bajuri (Ketua
PW NU Lampung),”
Muhaimin dan Rhoma saat kampanye. Image: tribunnews.com |
Para peneliti di LIPI dan lembaga survey terkenal sepertinya perlu
meneliti kebenaran Rhoma effect pada peningkatan suara PKB pada pileg 2014.
Jika memang Rhoma effect memang ampuh, kenapa anak Rhoma Irama gagal
untuk menjadi anggota DPR pada pileg 2014 ini, sementara itu anak Ratu Atut
sukses mendulang suara dan berhasil terpilih sebagai anggota DPR padahal Ratu
Atut telah menjadi terdakwa kasus korupsi di pengadilan Tipikor, artinya dalam
suasana terpuruk, ternyata anak-anak Ratu Atut sukses pada pemilu legislatif
lalu.
Sebagai seorang penyanyi dangdut senior, Rhoma Irama seharusnya bisa lebih
legowo, apalagi dunia politik tidak selalu ada kepentingan yang permanen.
Dengan reputasinya sebagai pendakwah kondang, alangkah eloknya jika Rhoma Irama
memberikan pencerahan kepada jemaah dan fansnya, bahwa lebih baik untuk
berfikir positif dan berfikir tentang masa depan. Tentu motivasi yang positif dari
sang pedangdut terkenal ini sangat dibutuhkan oleh anak muda, sehingga
pernyataan yang lebih positif pasti akan menambah reputasi sang Raja. Artinya
Rhoma Irama belum berjiwa besar, padahal Rhoma sudah pernah menjadi anggota DPR
di era Orde Baru.
Omong-omong, apakah akan terjadi Rhoma Effect pada saat kampanye Joko Wi?
Komentar