Pemilu Legislatif 2014 di Tiongkok dan kisah Teddy Bear, dan video Maladewa
Video Maladewa, ARB, Teddy Bear dan Zalianty bersaudara. Image: sayangi.com |
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah WNI di luar negeri juga punya perhatian untuk mengenal rekam jejak para calon legislator yang diharapkan ikut untuk memperjuangkan nasib WNI di luar negeri, khususnya para TKI atau pekerja Indonesia di manca negara, apalagi begitu banyak berita buruk tentang perlakuan buruk atau kejam dari para majikan di Arab Saudi, Malaysia dan negara lainnya. Para pahlawan devisa itu masih belum semua bernasib baik, sehingga para anggota DPR terpilih diharapkan bisa berjuang lebih keras untuk perbaikan nasib mereka.
Gaya Rhoma Irama ketika kampanye. Image: tempo.co |
Apakah WNI di luar negeri juga telah mengenal calon anggota legislatif dan calon presiden 2014 seperti Joko Wi, peserta capres pada konvensi Partai Demokrat, Prabowo - Gerindra, Wiranto - Hanura, atau ARB - Golkar, bahkan Profesor Rhoma Irama yang sangat yakin akan dicalonkan oleh PKB sebagai capres 2014? Barangakali para TKI atau TKW Indonesia di Timur Tengah atau di Hong Kong lebih gembira jika Rhoma Irama mengajak mereka "begadang" sambil mengetes "darah muda" di panggung dangdut daripada melihat sang raja dangdut menjadi capres.
Apakah WNI di luar negeri baik mahasiswa maupun ekspatriat Indonesia di manca negara juga tahu kalau ada video Maladewa dan pelukan ARB dengan salah satu dari Zalianty bersaudara, dan pelukan ARB yang mesra pada boneka Teddy Bear?
Menurut
Pengamat politik dari LSM Bali Sruti Dr. Ir. Luh Riniti Rahayu, sebaimana
dikutip dari website sayangi.com mengatakan walaupun video dan foto-foto yang
beredar itu memperlihatkan adegan yang normal, namun dalam kapasitas ARB
sebagai ketua umum partai besar di Indonesia dan calon presiden pilpres 2014,
kisah "Boneka Maladewa" itu menimbulkan aib politik bagi ARB dan
partai Golkar. Mungkinkah daya tarik Ical alias ARB akan memudar gara-gara video Maladewa
ini? Apa pengaruhnya bagi capres lainnya?
Apakah PKB akan capreskan Mahfud MD, JK atau Rhoma Irama? Image: lensaindonesia.com |
Mungkin warga kita di luar negeri juga pernah mendengar kiprah Joko Wi sebagai wali kota Solo, atau setelah Joko Wi menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan Ahok sebagai wakilnya? Belum tentu semua WNI di luar negeri faham dengan berita Joko Wi sebagai Capres 2014, juga belum bisa dipastikan pengetahuan mereka tentang Mahfud MD yang mungkin dicalonkan oleh PKB sebagai capres, atau malah akan dijadikan cawapres untuk mendampingi Rhoma Irama?
Kita menyadari, berjuang sebagai mahasiswa atau pekerja di luar negeri bukanlah sesuatu yang mudah, sehingga bisa saja WNI yang kini di luar negeri bisa saja tidak peduli dengan hiruk pikuk politik selama kampanye Pemilu 2014 plus berbagai berita dan gosip tentang video perjalanan tamasya Aziz Syamsuddin, ARB atau Ical bersama Marcella Zalianty dan Olivia Zalianty ke Maladewa. Apakah mereka juga punya waktu untuk melihat youtube di sela-sela kesibukan mereka?
Terlepas dari semua itu, kita harapkan semoga warga Indonesia di luar negeri bisa memilih partai atau calon legislatif yang tepat, mengingat mayoritas calon legislatif adalah wajah-wajah lama. Di antara para muka lama tersebut banyak yang dengan halus, setengah halus atau terang-terangan ingin melemahkan KPK, sehingga diragukan integritasnya untuk memberantas korupsi yang sudah sangat parah, bahkan jauh lebih parah dibandingkan sebelum reformasi. Kita menunggu kiprah anggota DPR 2014 - 2014 apakah akan mendukung dan memperkuat KPK?
Apakah Aziz Syamsuddin akan terpilih lagi? Image: poskotanews.com |
Semoga pula ketika pemilihan presiden pada Juli 2014, warga kita yang sedang berjuang di luar negeri juga faham dengan rekam jejak para calon presiden yang akan bersaing pada pilpres nanti.
Semoga mereka bisa menjatuhkan pilihan kepada caleg atau capres yang punya integritas tinggi, merakyat, anti korupsi, anti nepotisme, bukan pengemplang pajak, dan capres yang bisa mengayomi seluruh rakyat Indonesia yang majemuk tanpa diskriminasi, dan bisa membuka lapangan kerja lebih banyak, memberikan fasilitas pendidikan secara wajar dan rasional, karena pendidikan gratis belum tentu bagus.
Begitu pula aspek-aspek lain dari impian rakyat yang sejahtera akan lebih diperhatikan seperti bidang kesehatan, pertanian, dan bisnis kecil sampai bisnis menengah, bukan hanya bisnis besar atau konglomerat. Semoga pemilu 2014 menjadi awal demokrasi yang jujur, bukan hanya hura-hura atau pesta demokrasi dengan segala hiburan, dan barangkali money politics atau black campaign, dan kita harapkan pemilu legislatif 2014 bisa melahirkan wakil rakyat yang rajin rapat, tidak ada lagi anggota DPR yang bolos, tidak tidur saat rapat di DPR atau DPRD, apalagi korupsi? Cape deh.
Komentar